Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adu Kartu dan Janji Jor-joran Dana Bantuan di Debat Kedua Pilkada Depok

Kompas.com - 01/12/2020, 05:52 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ada hal menarik dalam debat publik putaran kedua Pilkada Depok 2020 yang digelar Senin (30/11/2020) kemarin. Kedua kubu, yakni kandidat nomor urut 1 Pradi Supriatna-Afifah Alia maupun kandidat nomor urut 2 Mohammad Idris-Imam Budi Hartono memiliki dua program yang serupa tapi tak sama.

Pertama, keduanya sama-sama jualan kartu yang diklaim bakal memuluskan akses terhadap layanan kesehatan bagi warganya.

Kedua, Pradi-Afifah maupun Idris-Imam sama-sama mengumbar janji populis dengan program gelontorkan dana bagi warga di level akar rumput, yakni RW atau kelurahan.

Baca juga: Debat Pilkada Depok, Imam Budi Sendirian Hadapi Pradi-Afifah

Dalam debat kemarin, dua senjata itu sama-sama dipakai oleh Pradi-Afifah maupun Imam yang tampil sendiri karena Idris sedang dirawat di RSUD Kota Depok lantaran positif Covid-19.

Adu kartu

Pradi-Afifah mengusung program berobat gratis bagi warga Depok dengan kartu sakti yang tak perlu bikin lagi, yakni cukup menunjukkan KTP beralamat Depok.

"Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan persoalan kesehatan selama lebih kurang 15 tahun terakhir di Kota Depok," ujar Pradi.

"Saat masyarakat Kota Depok ke RSUD pun masih dimintakan jaminan, sehingga ke depannya Pradi-Afifah akan memastikan warga Depok yang tidak memiliki BPJS, cukup menggunakan KTP untuk berobat gratis di RSUD dan puskesmas," timpal Afifah.

Pradi bahkan mengklaim bahwa KTP beralamat Depok juga dapat dipakai untuk melakukan serangkaian tes Covid-19, yakni rapid test maupun swab test.

Namun, program itu dikritik Imam. Program tersebut dianggap menyalahi Peraturan Mendagri Nomor 33 Tahun 2018.

Dalam beleid tersebut, pemerintah daerah tidak diperkenankan membuat program dengan manfaat yang sama dengan BPJS Kesehatan.

Baca juga: Pradi-Afifah Sindir Banyak Dokter Duduki Jabatan Struktural, padahal Depok Kekurangan Tenaga Medis

Sebagai informasi, hal itu sempat pula menuai masalah di Kota Bekasi ketika pemerintah menghadirkan layanan Kartu Sehat yang manfaatnya nyaris persis dengan BPJS Kesehatan.

Kala itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan sampai ikut memberikan rekomendasi.

Sebagai gantinya, Imam menyodorkan Kartu Depok Sejahtera. Kartu ini memiliki beberapa manfaat yang diklaim bakal terintegrasi.

Pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Depok, Pradi Supriatna dan Afifah Alia, dalam debat putaran kedua Pilkada Depok 2020.Tangkapan layar YouTube Kompas TV Pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Depok, Pradi Supriatna dan Afifah Alia, dalam debat putaran kedua Pilkada Depok 2020.

"Bagi warga Depok yang tidak mampu, bisa berobat gratis. Bagi lansia dan disabilitas, kami sediakan bantuan. Bagi pemuda yang ingin kuliah, kami berikan beasiswa. Bagi korban PHK yang sulit mencari kerja, kami siapkan pelatihan bantuan modal dan pendampingan 5.000 pengusaha baru," ungkap politikus PKS itu.

"Lebih konkret dan lebih realistis. Jangan sampai terlena terhadap program yang tidak jelas, yang tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 33 tahun 2019 tentang pedoman APBD, di mana daerah tidak boleh membuat skema yang sama dengan BPJS," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com