Penutupan pelintasan sebidang itu dikeluhkan masyarakat yang biasa melintas di lokasi tersebut. Winda (26) misalnya, kini harus menempuh jarak yang lebih jauh saat bekerja. Winda yang menyewa kos di kawasan Palmerah biasanya cukup berjalan kaki menyeberang di pelintasan itu untuk menuju tempat kerjanya di Gedung DPR.
Namun kini ia harus menaiki jembatan penyeberangan orang (JPO) yang letaknya sekitar 250 meter dari pelintasan sebidang.
"Lumayan berasa capeknya jalan hari ini. Kalau pesen ojek online juga jadi jauh muternya, ongkosnya juga mahal," kata dia.
Sebagai solusi atas keluhan warga yang biasa mengandalkan pelintasan sebidang itu, Tuhiyat menyebut pihaknya sedang mengkaji apakah di lokasi itu memungkinkan dibangun flyover atau underpass.
"Kami sedang kaji juga apakah memungkinkan dibangun flyover atau underpass di situ, tapi yang penting sekarang kami tutup dulu," kata Tuhiyat.
Menurut dia, hasil kajian baru akan keluar pada Februari 2021. Kajian tak hanya dilakukan untuk pelintasan sebidang di Stasiun Palmerah, tapi juga untuk sejumlah kawasan lain.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan