JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan kenaikan pendapatan anggota DPRD DKI Jakarta terungkap ke publik setelah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memerintahkan fraksinya di DPRD DKI menolak usulan kenaikan anggaran dalam rencana kerja tahunan (RKT).
Ketua DPW PSI DKI Jakarta, Michael Victor Sianipar mengatakan, tidak layak para anggota dewan meminta kenaikan pendapatan di saat sedang krisis akibat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
"Kami dari pihak DPW PSI memutuskan menolak anggaran ini, keadaan ekonomi sedang berat, pengangguran melonjak," kata Michael, Selasa (1/12/2020).
Usulan anggaran RKT itu sebesar Rp 888 miliar. Anggaran tersebut merupakan anggaran rencana kerja tahunan yang akan dikantongi 106 anggota dewan selama tahun 2021. Dengan demikian, setiap anggota DPRD DKI akan mendapat sekitar Rp 8,3 miliar setahun.
Baca juga: Gaji Anggota DPRD DKI Diusulkan Rp 8,38 Miliar Per Tahun pada 2021
Saat ini, sebanyak 101 anggota DPRD DKI Jakarta mendapatkan total gaji dan tunjangan sebesar Rp 129 juta dipotong pajak penghasilan (PPh) Rp 18 juta, sehingga gaji bersihnya Rp 111 juta atau total Rp 1,3 miliar setahun.
Namun, itu hanya jenis pendapatan langsung. DPRD DKI masih punya pendapatan tidak langsung dan biaya untuk kegiatan reses.
Michael menilai, anggota DPRD DKI semestinya memberikan keteladanan kepada masyarakat Jakarta yang saat ini sedang kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Itu sebabnya, PSI menolak kenaikan anggaran tersebut dan memerintahkan Fraksi PSI di DPRD DKI juga menolak kenaikan tersebut.
"Instruksi partai adalah menolak kenaikan anggaran kerja Dewan. Kalau tidak dilaksanakan akan ada sanksi disiplin partai yang tegas," kata dia.
Pernyataan DPW PSI itu dimentahkan Ketua Panitia Khusus Rencana Kerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik.
Dia geram dengan sikap Fraksi PSI yang menyetujui anggaran RKT senilai Rp 888,6 miliar itu di dalam rapat, Namun di luar rapat berkoar-koar bahwa mereka menolak anggaran itu.
"PSI setuju dan tanda tangan dalam rapat pimpinan gabungan (Rapimgab) RKT DPRD DKI. Tapi, kok, malah bicara aneh-aneh menolak di luar. Jangan begitulah, harus fair. Mau menerima RKT, tapi nama ingin bagus di luar. Ini namanya merusak institusi," kata Taufik kemarin.
Dia juga menjelaskan, anggaran fantastis tersebut merupakan anggaran kegiatan 106 anggota dewan selama satu tahun dan bukan gaji bersih mereka.
Politikus Gerindra itu meminta PSI menolak di dalam rapat dan berdebat secara baik, bukan setuju di dalam rapat tetapi malah tidak setuju saat di luar rapat.
Baca juga: Sebut Fraksi PSI Setujui Anggaran Kenaikan Gaji DPRD DKI, Taufik: Tak Perlu Pencitraan
"Perwakilan Fraksi PSI seharusnya berdebat di dalam (rapat), tidak perlu pencitraan menolak RKT," kata dia.