DEPOK, KOMPAS.com - Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dibidik menjadi tempat isolasi khusus warga Depok yang positif Covid-19 tanpa gejala/OTG maupun bergejala ringan.
Di samping itu, salah satu penginapan di lingkungan UI, yakni Pusat Studi Jepang di Fakultas Ilmu Budaya juga masuk dalam rencana.
"Mudah-mudahan itu tidak dipakai. Tapi jika situasi kedaruratan memang emergency, pertolongan dari UI ini tentulah sangat kita apresiasi dalam situasi yang serba sulit seperti ini," ungkap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam lawatannya ke UI, Rabu (2/12/2020).
Sebelumnya, UI telah mengoperasikan salah satu penginapan mereka bernama Wisma Makara untuk lokasi proses isolasi OTG Covid-19.
Baca juga: Ketersediaan Alat Tes Swab di Depok Menipis di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
Sempat terganjal masalah administrasi, Wisma Makara UI akhirnya beroperasi dan hingga kini sudah menerima total 164 pasien.
"Saya apresiasi bahwa Pak Dedi (Priadi, Wakil Rektor UI Bidang Aset dan SDM) memberikan kesiapan jika kondisi Wisma Makara penuh, maka nanti akan ada gedung lagi yang namanya Wisma (Pusat Studi) Jepang dan asrama mahasiswa," jelas Emil.
Sebagai informasi, pengoperasian lokasi isolasi khusus OTG krusial bagi penanganan Covid-19 di Depok, yakni untuk menekan penularan virus corona di tempat tinggal.
Pasalnya, klaster kasus positif Covid-19 akibat penularan di level keluarga terus meningkat.
Di sisi lain, kasus Covid-19 di Depok terus melonjak sejak pekan kedua November hingga saat ini tercatat 2.157 pasien, terbanyak selama riwayat pandemi.
Sementara itu, penyediaan lokasi isolasi khusus pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan di Depok dari program CSR belum juga terlaksana.
Baca juga: Tempat Isolasi OTG Covid-19 di Depok dari CSR Tak Kunjung Beroperasi, Ini Kata Pjs Wali Kota
Diwacanakan sejak akhir Oktober 2020, lokasi isolasi yang rencananya beralamat di Sawangan masih terhambat perjanjian antara pihak swasta.
"Kami (Pemerintah Kota Depok) hanya menerima manfaat. Dari kami sudah siap, pekan ini follow-up lagi," ujar Pejabat Sementara Wali Kota Depok, Dedi Supandi kepada wartawan, Selasa (1/12/2020).
Dalam skema ini, ada pihak pemberi CSR dan pemilik lokasi yang bernegosiasi, utamanya soal pembiayaan operasional selain fasilitas kesehatan.
Pemerintah Kota Depok disebut hanya berperan dalam menyediakan fasilitas kesehatan bagi pasien Covid-19 yang kelak akan diisolasi di sana.
Baca juga: Sepekan Tampung OTG Covid-19 di Depok, Wisma Makara UI Nyaris Penuh
"Di pihak kami itu kesiapannya lebih kepada petugas. Kami harus menyiapkan jumlah dokter dan perawat, termasuk juga identifikasi bagaimana menu makanannya," jelas Dedi.
"Yang belum terjadi kesesuaian itu terkait pembayaran menu makanan, apakah itu termasuk bantuan atau tidak," katanya.
"Kemarin itu sudah koordinasi dan kami kemarin itu sudah persiapan, dokter 6 orang dan perawat 12 orang," tambah pria yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.