Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawa Buaya, Wilayah Langganan Banjir yang Jadi Contoh Kampung Tangguh Bencana

Kompas.com - 02/12/2020, 18:44 WIB
Sonya Teresa Debora,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemkot Jakarta Barat menjadikan kawasan langganan banjir RW 001 Kelurahan Rawa Buaya sebagai kampung tangguh bencana pertama di Jakarta Barat.

Program pemkot yang dilaksanakan di Rawa Buaya ini akan dijadikan model untuk dicontoh oleh wilayah rawan banjir lainnya di Jakarta Barat.

Simulasi pertama kampung tangguh bencana akan dilaksanakan pada 6 Desember mendatang.

"Insyaallah (simulasi) dilaksanakan pada hari Minggu, 6 Desember. Itu dilakukan dari instruksi gubernur sebagai bagian dari kesiapsiagaan masing-masing wilayah dalam rangka antisipasi musim hujan," kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto, Rabu (2/12/2020).

Uus menjelaskam bahwa dalam dua tahun terakhir, wilayah Rawa Buaya kerap digenangi air setinggi lebih dari satu meter.

Bahkan, warga yang terdampak berjumlah lebih dari 100 kepala keluarga (KK).

Baca juga: Kali Angke Meluap, 2 RW di Rawa Buaya Banjir hingga 40 Sentimeter

Oleh sebab itu, wilayah ini menjadi wilayah pertama yang dijadikan kampung tangguh bencana.

Masyarakat di kampung ini akan dibekali pengetahuan yang dibutuhkan untuk evakuasi ketika bencana banjir menyerang.

Sarana penunjang yang memadai juga telah diberikan untuk melengkapi kebutuhan masyarakat jika terjadi banjir.

Di antaranya, pihak Suku Dinas Sosial Jakarta Barat menyiapkan dua buah tenda berukuran 3x4 meter dan tenda sebesar 8x10 meter yang akan digunakan jika warga harus diungsikan.

Di samping itu, pemkot juga telah mendirikan dapur umum yang telah difasilitasi dengan petugas dan perlengkapan yang memadai.

Baca juga: Banjir Surut di Rawa Buaya, Warga: Cuma Sisa Kasur sama TV, Kulkas Tenggelam

Selain itu, pihak Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat juga menyiapkan 20 perahu karet dengan petugas yang siaga selama 24 jam.

Wakil Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko menyatakan bahwa dari mulai masyarakat, aparat, hingga sarana pendukung telah dipersiapkan agar tangguh dalam menghadapi bencana.

"Sarana pendukung harus tangguh, masyarakat harus tangguh, dan gaya dukung tim seperti sarana prasarana harus tangguh, seperti apa yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana," ujar Yani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com