Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PGRI Nilai Harus Ada Sanksi Terkait Wisata Rombongan Guru MAN 22 Palmerah

Kompas.com - 03/12/2020, 20:04 WIB
Sonya Teresa Debora,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menilai, harus ada sanksi kepada para guru MAN 22 Palmerah, Jakarta, yang berwisata ke Yogyakarta di tengah pandemi Covid-19.

Dampaknya, muncul klaster baru setelah 33 guru dan pegawai MAN 22 positif Covid-19.

Unifah mengatakan, sanksi perlu diberikan untuk mencegah peristiwa serupa terjadi di kemudian hari.

Perlu pula diatur sistem kerja selama work from home (WFH) dalam suatu Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Atas peristiwa ini, kita harus men-develop sanksi yang jelas itu di dalam SOP," ujar Unifah kepada Kompas.com, Kamis (3/12/2020).

Baca juga: Kemenag DKI Sesalkan Guru dan Pegawai MAN 22 Palmerah Berwisata di Tengah Pandemi

Unifah mengatakan, di dalam SOP tersebut dapat diatur apa yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh pihak guru selama WFH dalam rangka pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.

"Ada atau tidak ada akibat (dari berlibur), itu harus tetap ada sanksi tertulis bagi mereka yang meninggalkan tempat untuk pergi di luar tugas dan kewajibannya selama WFH," lanjutnya.

"Jangan dipikir karena dia WFH jadi boleh melakukan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan tugas dia," tegas Unifah.

Unifah menyatakan bahwa pihak berwenang, dalam hal ini Kementerian Agama, harus memanggil dan menyelidiki mengapa pelanggaran ini terjadi.

"Harus dipanggil semua, kenapa ini bisa terjadi, dimana sebenernya miss-nya," tambahnya.

Kronologi

Berikut rangkuman Kompas.com tentang kronologi wisata para guru dan petugas TU MAN 22 Jakarta hingga berujung menjadi klaster baru Covid-19.

Baca juga: 33 Guru dan Pegawai MAN 22 Palmerah Positif Covid-19 Usai Berwisata, Mayoritas OTG

20-23 November

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Departemen Agama Kantor Wilayah DKI Jakarta Nur Pawaiddudin mengatakan, 47 guru dan petugas TU MAN 22 Palmerah berwisata ke Yogyakarta pada 20-23 November 2020.

Mereka bertandang ke Yogyakarta dalam rangka perpisahan dengan Kepala MAN yang purnabakti.

Sebelum berangkat, rombongan tidak melakukan tes Covid-19 baik rapid maupun swab.

Rombongan tersebut berangkat dari Jakarta dengan dua buah kendaraan, yakni satu bus besar dan satu mobil kecil.

Selama berada di Yogyakarya, mereka mendatangi sejumlah objek wisata di antaranya kawasan Malioboro, Puncak Becici, dan Air Terjun Sri Getuk.

Pihak sekolah tidak memberikan informasi perihal kegiatan tersebut kepada Kemenag DKI.

"Itu secara formal ataupun nonformal tidak melakukan izin ke kita, atau pemberitahuan minimal itu enggak ada," ujar Pawaiddudin, Kamis (3/12/2020).

Baca juga: Kronologi Perjalanan Wisata Guru dan Pegawai MAN 22 Palmerah hingga Muncul Klaster Covid-19

25 November

Setibanya di Jakarta, para guru dan petugas TU kembali menggelar acara pelepasan kepala sekolah yang purna bakti sekaligus merayakan peringatan Hari Guru Nasional.

27 November

Seorang guru dilaporkan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen. Di lain sisi, dua guru lainnya mengalami gejala Covid-19.

28 November

Sebanyak empat guru yang mengalami gejala Covid-19 melakukan tes swab dengan metode PCR.

Hasilnya, sebanyak tiga orang dinyatakan positif Covid-19 pada 29 November dan satu orang dilaporkan positif Covid-19 pada 30 November.

30 November

Pemeriksaan lanjutan dengan tes swab PCR dilakukan kepada 13 guru yang menunjukkan gejala Covid-19.

Hasilnya, sebanyak 10 orang dilaporkan positif Covid-19, sedangkan tiga orang lainnya dinyatakan negatif.

1 Desember

Pemeriksaan lanjutan dilakukan kepada 23 guru. Hasilnya, sebanyak 16 orang dinyatakan terpapar Covid-19, empat orang dilaporkan negatif, dan tiga orang lainnya masih menunggu hasil tes swab PCR.

Sehingga, ada 33 guru dan petugas TU yang dinyatakan positif Covid-19 per 3 Desember 2020.

Pawaiddudin memastikan tak ada satupun murid yang ikut dalam perjalanan ke Yogyakarya tersebut.

"Jadi, perjalanan ke Yogya itu kami salahkan, karena melakukan perjalanan dalam kondisi yang seperti ini. Tapi yang pasti bukan siswa ya," katanya.

Dia menyayangkan keputusan mereka untuk melakukan perjalanan ke Yogyakarta di tengah pandemi Covid-19.

Kini, penelusuran kontak terus dilakukan untuk memastikan apakah ada penularan ke orang lain.

"Sekarang seluruh guru dan karyawan itu harus tes, dan keluarganya juga," ujar Pawaiddudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong Atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com