Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Dipukuli karena Tak Kerjakan PR, KPAI: Kekerasan Anak adalah Pidana

Kompas.com - 04/12/2020, 14:34 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan keputusan damai yang diambil ibu yang anaknya dipukuli oleh ayah kandung lantaran tak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Keputusan damai tersebut dinilai tidak melindungi anak dan kemungkinan besar pelaku tidak mendapatkan efek jera.

“Padahal anak korban mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh karena pukulan,” kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listiyarti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/12/2020) siang.

Baca juga: Video Bocah di Bekasi Meraung-raung karena Dipukuli gara-gara Tak Kerjakan PR Viral di Medsos

Menurut Retno, kekerasan terhadap anak merupakan tindak pidana, baik dalam UU KDRT maupun dalam UU Perlindungan Anak.

Ia menilai, seharusnya ibu korban tidak mengambil jalan damai.

“Apalagi kekerasan ini kerap dilakukan oleh terduga pelaku,” tambah Retno.

KPAI mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya yang berusia 7 tahun.

Baca juga: Kementerian PPPA Catat Ada 4.116 Kasus Kekerasan Anak dalam 7 Bulan Terakhir

KPAI mengapresiasi kepolisian yang telah cepat tanggap dengan mendatangi rumah korban.

“KPAI mendorong Dinas Kesehatan Kota Bekasi memenuhi hak rehabilitasi medis anak korban akibat luka fisik dan meminta P2TP2A kota Bekasi melakukan home visit ke rumah korban dan memberikan hak rehabilitasi psikologis terhadap anak korban dari dampak kekerasan tersebut,” ujar Retno.

Sebuah video yang memperdengarkan seorang anak menangis meraung-meraung karena mengalami kekerasan fisik viral di media sosial.

Video itu viral setelah diunggah akun @harycops_99 ke Instagram.

Dalam video tersebut terdengar suara tangisan yang disebut bersumber dari sebuah rumah di kawasan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pria yang merekam video tersebut mengatakan, sang anak sering disiksa oleh orangtuanya. Bahkan beberapa kali tetangga melihat anak itu tidak diperbolehkan masuk ke rumah, bahkan tidak diberi makan.

Dalam video itu, suara teriakan sang anak yang menangis sambil berusaha mengucapkan beberapa kata.

"Sudah...sudah...," teriak sang anak sambil diselingi tangis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com