BEKASI, KOMPAS.com - Wakapolres Metro Kota Bekasi AKBP Alfian Nurrizal menjelaskan penyebab lamanya waktu penyidikan kasus pencabulan bocah berusia 11 tahun di rumah ibadah kawasan Bekasi Barat.
Sejak dilaporkan pada Januari 2020, polisi baru satu kali memeriksa saksi-saksi yang terdiri dari korban, pelaku yang berinisial M (40), keluarga korban, hingga ketua RW setempat.
Namun ketika dipanggil lagi untuk pemeriksaan lanjutan, mereka tak kunjung datang ke Polres.
"Sebenarnya untuk masalah pemeriksaan dan surat panggilan sudah berkali-kali kami layangkan. Namun yang bersangkutan tak kunjung datang," kata Alfian saat dihubungi, Jumat (4/12/2020).
"Hari ini juga kami panggil untuk diperiksa, tapi tidak bisa datang juga," tambah dia.
Baca juga: Bocah 11 Tahun Dicabuli dan Dipaksa Nonton Video Porno di Rumah Ibadah
Menurut Alfian, keluarga korban tidak bisa datang karena kesibukan kedua orang tua. Sedangkan terduga pelaku dan ketua RW juga tidak hadir dalam pemeriksaaan berikutnya dengan alasan yang belum diketahui.
Namun demikian, selama berjalannya proses penyelidikan, terungkap fakta bahwa pelaku, korban hingga ketua RW masih dalam ikatan keluarga.
Walau korban dan pelaku memiliki hubungan darah, Alfian memastikan proses penyidikan tetap berjalan.
Dalam waktu dekat, penyidik akan memanggil kedua orangtua korban untuk diperiksa kembali.
"Saya sih terus terang sebagai atasan penyidik harus memberikan kepastian hukum. Karena kan harus ada asas manfaat, asas keadilan dalam proses hukum," kata Alfian.
Kasus itu dilaporkan ke polisi Januari 2020. Namun hingga saat ini, keluarga tak kunjung mendapat kemajuan penangganan kasus tersebut.
"Sudah lapor dari Januari (2020), sudah visum juga anak saya, cuma belum ada kelanjutan lagi," kata CB orangtua korban.
CB menjelaskan, kasus itu terungkap setelah dirinya curiga putrinya selalu membawa uang dalam jumlah banyak ke rumah.
Baca juga: Kasus Pria Cabuli Bocah di Rumah Ibadah Bekasi, Polisi: Terlapor Tidak Mau Mengaku
CB bertanya kepada anaknya tentang asal uang tersebut. Putrinya memberi jawaban yang tak meyakinkan.
"Anak saya bilang uangnya nemu di jalan. Saya enggak percaya. Saya desak lagi, tanya uangnya dari mana? Ternyata uangnya dikasih si pelaku itu," ujar CB.