Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Momen Saling Serang Pradi-Afifah dan Idris-Imam di Debat Pamungkas Pilkada Depok

Kompas.com - 05/12/2020, 06:27 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Rangkaian debat publik kandidat Pilkada Depok 2020 berakhir semalam, Jumat (4/12/2020).

Debat pamungkas ini diwarnai saling serang secara frontal antara kubu nomor urut 1 Pradi Supriatna-Afifah Alia dengan kubu nomor urut 2 Mohammad Idris-Imam Budi Hartono.

Pertarungan ditambah menarik menilik latar belakang kedua calon wali kota yang sama-sama petahana.

Idris merupakan wali kota saat ini, sedangkan Pradi wakilnya.

Baca juga: Debat Pilkada Depok, Imam dan Pradi Malah Saling Tuduh soal Singkatan

Di posisi wakil, Imam datang dengan rekam jejak legislator kawakan dengan pengalaman 20 tahun di DPRD Kota Depok dan Jawa Barat, sedangkan Afifah merupakan kader PDI-P pendatang baru dalam kancah politik Depok.

Berikut Kompas.com merangkum 3 momen seru saling serang antara kedua kubu dalam debat kemarin:

1. Pradi sebut banyak lembaga dikuasai kubu Idris selama ini

Pradi menyerang Idris ketika debat berlangsung seputar isu kebudayaan.

Ia menilai, kurang maksimalnya kegiatan budaya disebabkan lantaran Idris tidak memberikan pekerjaan mengelola kebudayaan kepada orang yang tepat.

"Kami punya catatan terkait itu dan memang ada satu yang memang harusnya menjadi ketua dewan budaya Kota Depok tapi tidak diberikan rekomendasi oleh wali kota kemarin (Idris)," ungkap Pradi tanpa menyebut nama.

Giliran Idris menjawab, ia langsung membantah bahkan memberikan sedikit ralat kepada kompatriotnya itu.

Baca juga: Debat Pilkada Depok, Pradi: Lembaga Banyak Dikuasai Kelompok Pak Idris

"Saya tegaskan dan saya ralat sedikit tidak ada dan belum ada dewan kebudayaan di Kota Depok. Yang ada adalah dewan kesenian Kota Depok," kata Idris.

"Tuntuan ketua dewan kesenian itu memang pertimbangan kami, jangan sampai ini didominasi oleh fungsionaris partai politik, agar lebih netral agar lebih pluralis dalam menanggapi hal seperti ini," ujarnya, juga tanpa menyebut nama.

Pradi sontak balik menyerang.

"Saya pikir proses itu sudah benar, namun nampaknya bisa dilihat dari berbagai lembaga yang ada, terus terang saya mengatakan, banyak dikuasai oleh kelompok Pak Idris. Dan ini saya pikir kurang tepat untuk ke depan," tuding Pradi.

2. Idris sembur Pradi karena jawabannya tak nyambung

Kemudian gantian Idris yang mencecar Pradi. Mulanya, Pradi diberi pertanyaan cara menekan laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk di Kota Depok yang tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com