DEPOK, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Jawa Barat, akan menyambangi warga yang dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19 pada pemungutan suara Pilkada Depok, Rabu (9/12/2020) besok.
Ketua KPU Kota Depok, Nana Shobarna menyatakan, langkah itu diambil berdasarkan persiapan jauh-jauh hari, berkoordinasi dengan rumah sakit serta dinas kesehatan.
"KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) ada dua orang, lalu ada pengawas dari jajaran Bawaslu, kemudian ada saksi juga ikut sepanjang mereka dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) lengkap," ujar Nana.
Baca juga: Besok Pilkada, Depok Jadi Zona Merah Covid-19 Lagi Pekan Ini
"Yang akan menyambangi adalah petugas KPPS dari TPS terdekat dari rumah sakit tersebut. Mereka didampingi oleh tenaga kesehatan di rumah sakit setempat," ujarnya.
Dari 24 rumah sakit di Depok, KPU akan memeriksa ulang mana saja rumah sakit yang merawat pasien positif Covid-19 bergejala ringan-sedang.
Pihaknya tidak akan mengambil suara dari pasien positif Covid-19 yang bergejala berat di rumah sakit.
Saat mencoblos, pasien akan diberikan sarung tangan plastik sekali pakai untuk mencegah transmisi virus ke surat suara.
"Kami tetap melayani dan memaksimalkan hak konstitusinya," ujar Nana.
Kota Depok punya masalah dengan partisipasi pemilih bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Pada Pilkada 2010, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya hanya 54,28 persen. Pada Pilkada 2015, partisipasi pemilih hanya naik tipis jadi 54,53 persen.
Meski digelar di tengah pandemi, KPU Kota Depok memasang target partisipasi pemilih pada Pilkada Depok kali ini sebesar 77,5 persen. Namun, sejumlah lembaga telah memetakan kerawanan Pilkada Depok karena penyebaran virus corona.
Dalam pemetaan yang dilakukan Bawaslu RI, Kota Depok dinilai berisiko paling tinggi ditolak warga karena faktor pandemi, dengan skor 100.
Baca juga: Pilkada Depok Disebut Paling Rawan Penyebaran Covid-19
Senada, lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) menetapkan Depok sebagai wilayah penyelenggara Pilkada 2020 dengan potensi penyebaran Covid-19 tertinggi se-Indonesia.
Kesimpulan itu diperoleh dari formulasi Indeks Kerumunan Massa dan Keterpaparan Virus.
"Dari indeks yang kami formulasikan, didapatkan bahwa Pilkada Depok menepati urutan pertama wilayah yang paling rawan dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 dengan angka indeks 64,90 poin" kata peneliti Ideas, Fajri Azhari, melalui keterangan tertulis yang diterima pada Selasa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.