DEPOK, KOMPAS.com - Pagelaran Pilkada serentak 2020 resmi berlangsung pada hari ini, Rabu (9/12/2020), meskipun jumlah kasus Covid-19 terus melonjak.
Dari 270 kota dan kabupaten yang menyelenggarakan pemungutan suara, Kota Depok di Jawa Barat layak disoroti karena situasi pandemi.
Berikut Kompas.com merangkum beberapa fakta terkait hal ini:
Kota Depok kembali ditetapkan sebagai zona merah atau wilayah berisiko tinggi penularan Covid-19 untuk pekan ini.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana.
"Hari Senin (7/12/2020), satgas pusat menetapkan bahwa untuk Depok zona merah," kata Dadang kepada wartawan, Selasa (8/12/2020).
Baca juga: Besok Pilkada, Depok Jadi Zona Merah Covid-19 Lagi Pekan Ini
"Tapi ini (zona merah) memang bersama 6 kota/kabupaten yang ada di Jawa Barat, termasuk juga di Banten, Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang," kata dia.
Sejak pekan kedua November, Kota Depok memang mengalami lonjakan pesat kasus positif Covid-19 akibat libur panjang.
Total kenaikan jumlah pasien sejak awal lonjakan mencapai 1.362 kasus, dari 1.006 kasus pada 11 November menjadi 2.368 kasus per kemarin.
Kemarin, Pemerintah Kota Depok mencatat 259 kasus baru Covid-19.
Jumlah ini adalah yang tertinggi sejak 27 September sekaligus temuan kasus baru terbanyak kedua selama pandemi.
Lalu, kemarin, enam pasien Covid-19 di Depok meninggal dunia, jumlah kematian dalam sehari yang tertinggi selama pandemi.
Seluruh kecamatan di Depok saat ini mencatat lebih dari 100 warganya positif Covid-19, terbanyak di Sukmajaya, disusul Pancoran Mas, lalu Cimanggis.
Di level yang lebih rendah, mayoritas kelurahan mencatat puluhan kasus aktif/pasien saat ini.
Kelurahan Abadi Jaya di Kecamatan Sukmajaya tercatat masih jadi kelurahan yang warganya paling banyak positif Covid-19 saat ini, dengan 132 kasus aktif.
Baca juga: KPU Depok Akan Datangi Pasien Positif Covid-19 di RS, Ini Mekanismenya
Di bawahnya, ada Kelurahan Bakti Jaya juga di Sukmajaya dengan kasus aktif sebanyak 91 pasien sampai kemarin.
Kemudian, Kelurahan Sukamaju di Cilodong mencatat jumlah pasien terbanyak ketiga dengan 89 kasus aktif hingga kemarin.
Meski digelar di tengah pandemi, KPU Kota Depok memasang target partisipasi pemilih pada Pilkada Depok hingga 77,5 persen.
Hal ini cukup mengejutkan karena Depok punya riwayat masalah dengan partisipasi pemilih bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda, yakni hanya 54,28 persen pada 2010 dan 54,53 persen pada 2015.
Ketua KPU Kota Depok Nana Shobarna mengeklaim, langkah ini telah diambil berdasarkan persiapan jauh-jauh hari dengan koordinasi pihak rumah sakit serta dinas kesehatan.
"KPPS ada dua orang, lalu ada pengawas dari jajaran Bawaslu, kemudian ada saksi juga ikut sepanjang mereka dilengkapi dengan APD (alat pelindung diri) lengkap," ungkap Nana ketika dihubungi Kompas.com.
Baca juga: KPU Depok Fasilitasi Pasien Covid-19 di RS dengan Formulir Pindah Memilih
"Yang akan menyambangi adalah petugas KPPS dari TPS terdekat dari rumah sakit tersebut. Mereka didampingi oleh tenaga kesehatan di rumah sakit setempat," ujarnya.
Para pasien yang akan disambangi ialah mereka yang bergejala ringan dan sedang.
Mereka akan difasilitasi dengan formulir A5 (pindah memilih) agar dapat mencoblos, lalu disiapkan sarung tangan plastik sekali pakai untuk menekan peluang transmisi virus melalui surat suara.
Dalam pemetaan yang dilakukan Bawaslu RI, Pilkada Kota Depok dinilai berisiko paling tinggi ditolak warga karena faktor pandemi.
"Di sembilan kabupaten/kota, kerawanan menyangkut penolakan penyelenggaraan pilkada termasuk tinggi, yaitu di Kota Depok (100), Kota Balikpapan, dan Kabupaten Teluk Wondama (100)," demikian pernyataan Bawaslu RI dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (7/12/2020).
Enam kota lain memperoleh skor kerawanan penolakan akibat pandemi senilai 68,8, yakni Kota Medan, Sibolga, Solok, Ternate, Kabupaten Rokan Hilir, dan Pesisir Barat.
Baca juga: Satgas Covid-19 Depok Antisipasi Tambahan Kasus Usai Pilkada
Senada, lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menetapkan Depok sebagai wilayah penyelenggara Pilkada 2020 dengan potensi penyebaran Covid-19 tertinggi se-Indonesia.
Kesimpulan itu diperoleh dari formulasi Indeks Kerumunan Massa dan Keterpaparan Virus.
"Dari indeks yang kami formulasikan, didapatkan bahwa Pilkada Depok menepati urutan pertama wilayah yg paling rawan dalam penyelenggaraan pilkada 2020 dengan angka indeks 64,90 poin" kata peneliti IDEAS, Fajri Azhari, melalui keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (8/12/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.