JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Kota Depok di Provinsi Jawa Barat tengah "berpesta". Pasalnya, Depok menjadi salah satu wilayah yang menggelar Pilkada Serentak 2020.
Pertarungan mencari orang nomor satu dan dua di Depok membuat dua petahana yakni Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna harus pecah kongsi. Keduanya memilih bertarung memperebutkan kursi nomor satu Kota Depok.
Wali Kota Depok Mohammad Idris maju didampingi kader PKS, Imam Budi Hartono. Idris-Imam diusung 17 kursi di parlemen, yakni melalui PKS, Demokrat, dan PPP.
Baca juga: Pertarungan Dua Matahari di Pilkada Depok 2020
Sementara itu, Pradi Supriatna memilih berpasangan dengan Afifah Alia, kader perempuan PDI-P yang gagal lolos ke Senayan pada Pileg 2019 lalu.
Pradi-Afifah diusung koalisi gemuk terdiri dari 33 partai di DPRD Kota Depok, yakni Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI.
Idris berasal dari kalangan nonpartai. Dia dikenal dengan citra pendakwah dan berhubungan dengan PKS. Namun, ia bukan orang di dunia pemerintahan.
Pria kelahiran Jakart, 25 Juli 1961 ini pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok periode 2010 hingga 2015 mendampingi Nur Mahmudi.
Kemudian, pada Pilkada Depok 2015, Idris berani maju menjadi calon wali kota didampingi Pradi.
Baca juga: Calon Wali Kota Depok Mohammad Idris Sudah Negatif Covid-19
Sebelum menjabat sebagai wakil wali kota Depok, Idris pernah menjadi dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sejak 1998 hingga 2010.
Di bidang organisasi, lulusan S3 Syariah Tsaqotah Islamiyah dari Universitas Imam Muhammad Ibnu Daud bin Gassim di Arab Saudi ini pernah memjabat sebagai sekjen Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Jakarta periode 2000-2005.
Dalam waktu yang sama Idris juga menjabat sebagai Sekum MUI Kota Depok periode 1998-2010.
Baca juga: Calon Wakil Walkot Depok Afifah Alia Merasa Dilecehkan, Imam Budi Merasa Tak Bersalah
Sementara itu, pendamping Idris, Imam Budi Hartono juga berpengalaman di dunia pemerintahan. Pria kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1968 ini kini menjabat sebagai ketua komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2019-2024.
Sebelumnya, Imam pernah menjabat sebagai ketua fraksi PKS DPRD Kota Depok periode 1999-2004, sekretaris komisi IV DPRD Kota Depok periode 2004-2009, ketua fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2009-2014, dan wakil ketua fraksi DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2018-2019.
Di bidang organisasi, tamatan S1 Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia ini pernah menjabat sebagai kabid humas DPW PKS Jawa Barat periode 2018-2020 dan pembina bank sampah Kota Depok periode 2018-2023.
Pradi merupakan putra asli Depok. Ia lahir 9 Oktober 1970 dan menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Paramadina. Pengalamannya di bidang pemerintahan memang tak sebanyak Idris.
Di luar bidang pemerintahan, Pradi pernah menjabat sebagai komisaris harian monitor Depok dan komisaris CV Margonda Enterprise.
Baca juga: Debat Pilkada Depok, Imam dan Pradi Malah Saling Tuduh soal Singkatan
Sementara itu, dia mulai masuk dunia pemerintahan sejak 2016 ketika mendampingi Idris sebagai wakil wali Kota Depok serta menjabat sebagai ketua DPC Gerindra Kota Depok.
Sedangkan, Afifah pernah berlaga untuk menjadi anggota Dewan Senayan pada Pileg 2019 lalu. Namun, dia tidak lolos.
Perempuan kelahiran Jakarta, 16 November 1975 ini kini menjabat sebagai direktur PT Bafiah Brother sejak 2017. Sebelumnya, dia menjabat sebagai ketua Baitul Muslimin Indonesia Kota Depok dan direktur PT Perdana Satya Bhakti periode 2004-2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.