BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi Ari Setiawan menilai ada beberapa alasan mengapa anak jadi sasaran empuk bahan eksploitasi oknum di masa pademi.
Salah satu alasannya, yakni kondisi psikologis anak yang labil sehingga mudah dikendalikan.
"Karena fungsi kerentanan seperti belum bisa menentukan keputusan bersifat mandiri dan dewasa, masih labil dan sebagiannya," kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (10/12/2020)
Celah ini, lanjut Ari, kerap dimanfaatkan oknum untuk memperalat anak-anak demi kepentingan tertentu.
Baca juga: KPAD Ungkap Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Masifnya Kekerasan Anak
Selain itu, anak-anak selalu dianggap lebih lemah di mata orang dewasa. Hal ini lah yang membuat orang dewasa bisa dengan leluasa menekan anak-anak secara psikologis.
"Salah satunya karena dianggap fungsinya lebih lemah. Ini yang sering dimanfaatkan orang dewasa sehingga posisi anak di sini sangat rentan," kata dia.
Hal ini lah yang membuat kasus eksploitasi anak semakin marak terjadi, terlebih di tengah kondisi pandemi. Anak-anak kerap dijadikan alat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi demi bertahan hidup di tengah situasi pandemi.
Baca juga: Kementerian PPPA Catat Ada 4.116 Kasus Kekerasan Anak dalam 7 Bulan Terakhir
Karena itu pemerintah daerah setempat dinilai harus lebih aktif mengawasi anak-anak yang berpotensi jadi korban eksploitasi.
Ari mengatakan, sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya hak hidup anak perlu dilakukan guna menyadarkan para orang tua.
"Memang fungsi keluarga itu jadi penting. Jadi tak sepenuhnya lengahnya ada di sisi pemerintah saja," tutup dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.