Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Penembakan Anggota FPI, Versi Polisi Vs FPI dan Temuan Lapangan

Kompas.com - 14/12/2020, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AIMAN bergegas melihat lokasi kejadian untuk mencari informasi di lapangan terkait perbedaan versi peristiwa penembakan enam anggota FPI oleh polisi.

Saya bersama tim Aiman menelusuri jalan di seputar kilometer 50 hingga 3 kilometer ke belakang, yakni 47 sampai 50. Di sepanjang jalan itu tampak ada kamera CCTV yang terpasang di sejumlah tiang di pinggir jalan.

Tapi sayang, saat kejadian kamera CCTV ini mati. Jasa Marga sebagai pengelola tol mengatakan kamera-kamera itu rusak. Sehari setelah kejadian, kamera-kamera itu diperbaiki.

Versi polisi

Seperti kita tahu, versi polisi menyatakan, penembakan terhadap enam orang anggota FPI itu dilakukan karena mereka menyerang polisi.

Peristiwa bermula saat polisi mengikuti iring-iringan mobil Rizieq Shihab dalam rangka penyelidikan. Polisi mendapat informasi bahwa akan ada pengerahan massa terkait pemanggilan Rizieq oleh pihak kepolisian.

Terjadi salip menyalip antara mobil polisi dan mobil-mobil pengawal Rizieq. Polisi menghentikan satu mobil pengawal Rizieq yang berisi 10 orang dengan menembak ban mobilnya. Mobil berhenti di tepi jalan Tol.

Setelah mobil terhenti, orang-orang di dalam mobil menyerang polisi dengan memuntakan peluru dari senjata api yang mereka bawa. Polisi balas menembak. Enam orang tewas, empat orang lainnya melarikan diri.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan anggota FPI membawa senjata api asli, bukan rakitan. Ada 3 peluru yang ditembakan

"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Fadil di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020).

Menurut Fadil, anggota FPI yang menyerang polisi adalah laskar khusus.

"Dari hasil penyelidikan awal, kelompok yang menyerang anggota ini diidentifikasi sebagai laskar khusus yang selama ini menghalang-halangi proses penyidikan," ujar Fadil.

Versi FPI

Berbeda dari versi polisi, menurut FPI, keenam orang anggotanya itu tidak membawa senjata tajam dan senjata api. FPI membantah bahwa anggota menyerang polisi. Mobil mereka dipepet mobil polisi kemudian berhenti dan ditembak.

Ada tempat penembakan lain, yaitu di luar tempat pertama. Tepatnya di sekitar rest area kilometer 50.

"Fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu," kata Sekretaris Umum FPI Munarman dalam konferensi persnya di Markas FPI, Petamburan,Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).

Menurut Munarman, laskar FPI tidak pernah dibekali senjata api. Mereka terlatih tangan kosong dan tidak menyerang terlebih dahulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com