Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silat Betawi, Warisan Budaya yang Mulai Terpinggirkan

Kompas.com - 15/12/2020, 09:26 WIB
Ivany Atina Arbi,
Nursita Sari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai hasil akulturasi budaya dari berbagai suku, etnis, dan antargolongan, silat Betawi merupakan kejeniusan lokal yang mewarnai sejarah Jakarta.

Namun, warisan budaya tak benda ini mulai terpinggirkan karena kalah pamor dengan kesenian-kesenian bela diri hasil budaya impor.

Pencak silat telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Kolombia, 9-14 Desember 2019.

Status tersebut diberikan karena pencak silat, termasuk silat Betawi dalam kelompok alirannya, dinilai memiliki akar tradisi yang kuat, terutama dalam dua aspek, yaitu bela diri dan mental-spiritual.

Dilansir dari lembagakebudayaanbetawi.org, sejarah silat betawi tidak terlepas dari sejarah perkembangan dan dinamika kota Jakarta.

Sejak masih bernama Batavia, kota ini sudah menjadi kota kosmopolitan yang merupakan tempat pertemuan berbagai ragam budaya dan suku bangsa.

Baca juga: Silat Purbaya, Perguruan Silat Betawi Asli

Antroplog Universitas Indonesia Yasmin Zaki Shahab memperkirakan, etnis Betawi terbentuk sekitar tahun 1815-1893.

Oleh sebab itu, orang Betawi sebenarnya terhitung sebagai pendatang baru di Jakarta.

Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lainnya yang sudah terlebih dahulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, dan Melayu.

Kemajemukan tersebut menyebabkan terjadinya pertukaran seni, budaya, adat istiadat, hingga ilmu bela diri yang berkembang saat itu atau yang lebih populer dengan istilah “maen pukulan” atau silat.

Silat diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 di mana masyarakat setempat pada masa itu sering mempertunjukkan seni silat di saat pesta perkawinan atau khitanan.

“Hal ini memperkuat dugaan bahwa silat tidak hanya berfungsi sebagai ilmu bela diri, namun sudah menjadi suatu produk sosial, seni budaya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Yasmin.

Alat perjuangan

Selain menjadi produk sosial yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari, silat Betawi juga dijadikan sebagai alat perjuangan masyarakat dalam perjuangan meraih kemerdekaan.

Dalam wawancara dengan Kompas.com pada awal 2019, pegiat kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra, menuturkan, terdapat banyak jawara silat Betawi yang dulu ikut berjuang memperebutkan kemerdekaan Indonesia, mulai dari Guru Mahmud di Menteng, Entong Gendut di Condet, Guru Mujid bin Sa’abah di Tanah Abang, Haji Nawi di Mampang Prapatan, hingga Mualim Syafi’i Hazami di Gandaria.

Para jawara saat itu berjuang bersama untuk memerdekakan bangsa Indonesia menggunakan keahlian pencak silat yang mereka miliki.

Masyarakat Betawi menyebutnya sebagai “maen pukulan”. Pada saat itu, para jawara lebih banyak menggunakan permainan otot. Namun, seiring berjalannya waktu, maen pukulan Betawi mengalami evolusi.

“Masyarakat atau generasi baru Betawi saat ini lebih mengutamakan penggunaan otak daripada otot. Mereka mengimplementasikannya dalam bentuk sastra, lukis, film, maupun humor,” ujarnya.

Terpinggirkan

Dalam wawancaranya dengan harian Kompas, Ketua Perkumpulan Betawi Kita, Roni Adi Tenabang, merasa prihatin dengan perkembangan silat Betawi saat ini.

Itu karena ada kecenderungan saat ini pencak silat Betawi terpinggirkan dan dianggap kesenian kampung.

Padahal, banyak hal positif yang terdapat dalam pencak silat, di antaranya menghargai sesama dan yang lebih tua.

Di sekolah-sekolah, misalnya, seni bela diri karate dan taekwondo yang diimpor dari negara asing justru lebih terkenal dibandingkan dengan kebudayaan lokal yang dimiliki Betawi.

Baca juga: Evolusi Pencak Silat Betawi, dari Maen Otot ke Maen Otak

Meski begitu, silat Betawi sebenarnya masih berkembang dan diminati oleh warga. Buktinya, sanggar-sanggar silat Betawi masih eksis sampai sekarang. Namun, sayangnya, silat Betawi tidak dikelola dengan modern.

Bahkan, ada kecenderungan satu kelompok merasa ekslusif dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal, jika dikelola secara modern, silat Betawi dapat bernilai dan hidup secara berkelanjutan.

”Manajemen silat Betawi selama ini hanya bertumpu pada ketokohan. Setelah tokoh meninggal, akhirnya silat hilang. Seharusnya, silat Betawi dikelola dengan manajemen modern untuk menghidupkan perguruan,” kata Roni.

Aliran silat Betawi

Dalam buku Maen Pukulan Khas Betawi karya GJ Nawi, misalnya, dituliskan ada 317 aliran main pukul (pencak silat) Betawi. Namun, setidaknya terdapat lima aliran yang namanya banyak dikenal masyarakat.

Aliran silat yang pertama adalah silat sabeni yang berasal dari Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aliran ini didirikan oleh tokoh bernama Sabeni yang kini diteruskan oleh sang cucu, yakni Zulbachtiar Sabeni.

Kedua adalah aliran silat beksi yang berasal dari bahasa Tiongkok "Bie Sie". "Bie" berarti pertahanan dan "Sie" empat. Artinya, beksi berarti pertahanan empat penjuru. Perguruan Beksi lahir dan berkembang di wilayah Jakarta Selatan.

Ketiga adalah aliran silat cingkrik bisa ditemui di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat. Tokoh Si Pitung disebut-sebut salah satu tokoh yang menekuni dan mengajarkan pencak silat Cingkrik.

Kemudian, keempat adalah aliran silat paseban yang namanya diambil dari nama kelurahan di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Aliran ini didirikan oleh M Soleh.

Selanjutnya yang kelima adalah aliran silat cimacan. Aliran ini berasal dari Banten dan dikembangkan di daerah Karang Tengah dan Lebak Bulus. Ciri khas perguruan ini adalah jurus macannya. Guru besar dari silat aliran ini adalah Ahmad Ramli Topan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com