DEPOK, KOMPAS.com - Pilkada Depok 2020 sudah menemukan pemenangnya usai KPU Kota Depok menggelar rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara tingkat kota selama 6 jam di Hotel Bumi Wiyata, Selasa (15/12/2020).
Usungan PKS, Demokrat, dan PPP, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono, ditetapkan sebagai wali kota dan wali kota Depok terpilih untuk periode 2021-2026.
Dari total 748.346 suara pada 4.015 TPS se-Kota Depok, Idris-Imam yang berstatus pasangan nomor urut 2 mengantongi 415.657 atau 55,54 persen suara.
Sementara itu, lawan mereka pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia, meraih 332.689 atau sekitar 44,46 persen suara.
Baca juga: Sah, Idris-Imam Menangi Pilkada Depok dengan Perolehan 55,54 Persen Suara
Kemenangan di Pilkada Depok 2020 membawa PKS kini memasuki periode keempatnya sukses menempatkan usungan di kursi wali kota.
Di samping itu, kemenangan ini jadi capaian tersendiri, sebab nasib mereka di Pilkada Depok 2020 sempat diragukan lantaran Idris-Imam yang cuma berbekal 17 kursi dikeroyok oleh koalisi gemuk bermodal 33 kursi yang mendukung Pradi-Afifah.
Dimotori Gerindra dan PDI-P, dua partai raksasa yang sedang mesra di kancah nasional, partai-partai besar seperti Golkar, PAN, PKB, dan pendatang baru PSI akhirnya turut berbondong-bondong masuk dalam barisan Pradi-Afifah yang mengusung slogan "Benahi Depok" itu.
Slogan itu ingin menunjukkan sisi jengah terhadap dominasi PKS yang dianggap tak membawa kemajuan berarti bagi Depok selama 15 tahun berkuasa.
PKS yang selalu menang
Hegemoni PKS di Depok mulai tumbuh pada Pilkada 2005 ketika partai berlambang bulan sabit itu mengusung Nur Mahmudi Ismail sebagai calon wali kota.
Sebelumnya, Kota Depok yang baru mekar dari Kabupaten Bogor pada 1999 itu dipimpin Badrul Kamal, kader Golkar.
Pada Pilkada Depok 2005, baik Nur Mahmudi dan Badrul Kamal sama-sama maju dalam kontestasi.
Nur Mahmudi datang sebagai eks menteri kehutanan dan perkebunan era Abdurrahman Wahid.
Baca juga: Menangi Pilkada 2020, PKS Diprediksi Kian Susah Ditaklukkan di Depok pada 2025
Ia duet dengan Yuyun Wirasaputra, eks Plt. Wali Kota Administratif Depok periode 1996-1997.
Keduanya diusung oleh PKS saja, tanpa partai lain. Nur Mahmudi-Yuyun keluar sebagai pemenang usai meraup 43,9 persen suara.
Badrul Kamal dan Syihabuddin Ahmad yang notabene anggota DPRD Kota Depok hanya beroleh 38,9 persen suara meski diusung 2 partai, Golkar dan PKB.
Selain itu, beberapa kandidat lain yang dibeking banyak partai juga dicukur, seperti Harun Heryana-Farhan AR usungan PAN, PBB, PBR, PKBR; atau Yus Ruswandi-Soetadi Dipowongso usungan PDI-P bersama PPP dan PDS.
Resmi dilantik sebagai wali kota pada 2006, Nur Mahmudi membuka pintu bagi kejayaan PKS di Kota Belimbing yang ternyata bertahan 2 dasawarsa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.