Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idris-Imam Menang Pilkada, Kini Depok Menuju 20 Tahun "Milik" PKS

Kompas.com - 16/12/2020, 07:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pilkada Depok 2020 sudah menemukan pemenangnya usai KPU Kota Depok menggelar rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara tingkat kota selama 6 jam di Hotel Bumi Wiyata, Selasa (15/12/2020).

Usungan PKS, Demokrat, dan PPP, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono, ditetapkan sebagai wali kota dan wali kota Depok terpilih untuk periode 2021-2026.

Dari total 748.346 suara pada 4.015 TPS se-Kota Depok, Idris-Imam yang berstatus pasangan nomor urut 2 mengantongi 415.657 atau 55,54 persen suara.

Sementara itu, lawan mereka pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia, meraih 332.689 atau sekitar 44,46 persen suara.

Baca juga: Sah, Idris-Imam Menangi Pilkada Depok dengan Perolehan 55,54 Persen Suara

Kemenangan di Pilkada Depok 2020 membawa PKS kini memasuki periode keempatnya sukses menempatkan usungan di kursi wali kota.

Di samping itu, kemenangan ini jadi capaian tersendiri, sebab nasib mereka di Pilkada Depok 2020 sempat diragukan lantaran Idris-Imam yang cuma berbekal 17 kursi dikeroyok oleh koalisi gemuk bermodal 33 kursi yang mendukung Pradi-Afifah.

Dimotori Gerindra dan PDI-P, dua partai raksasa yang sedang mesra di kancah nasional, partai-partai besar seperti Golkar, PAN, PKB, dan pendatang baru PSI akhirnya turut berbondong-bondong masuk dalam barisan Pradi-Afifah yang mengusung slogan "Benahi Depok" itu.

Slogan itu ingin menunjukkan sisi jengah terhadap dominasi PKS yang dianggap tak membawa kemajuan berarti bagi Depok selama 15 tahun berkuasa.

PKS yang selalu menang

Hegemoni PKS di Depok mulai tumbuh pada Pilkada 2005 ketika partai berlambang bulan sabit itu mengusung Nur Mahmudi Ismail sebagai calon wali kota.

Sebelumnya, Kota Depok yang baru mekar dari Kabupaten Bogor pada 1999 itu dipimpin Badrul Kamal, kader Golkar.

Pada Pilkada Depok 2005, baik Nur Mahmudi dan Badrul Kamal sama-sama maju dalam kontestasi.

Nur Mahmudi datang sebagai eks menteri kehutanan dan perkebunan era Abdurrahman Wahid.

Baca juga: Menangi Pilkada 2020, PKS Diprediksi Kian Susah Ditaklukkan di Depok pada 2025

Ia duet dengan Yuyun Wirasaputra, eks Plt. Wali Kota Administratif Depok periode 1996-1997.

Keduanya diusung oleh PKS saja, tanpa partai lain. Nur Mahmudi-Yuyun keluar sebagai pemenang usai meraup 43,9 persen suara.

Badrul Kamal dan Syihabuddin Ahmad yang notabene anggota DPRD Kota Depok hanya beroleh 38,9 persen suara meski diusung 2 partai, Golkar dan PKB.

Selain itu, beberapa kandidat lain yang dibeking banyak partai juga dicukur, seperti Harun Heryana-Farhan AR usungan PAN, PBB, PBR, PKBR; atau Yus Ruswandi-Soetadi Dipowongso usungan PDI-P bersama PPP dan PDS.

Resmi dilantik sebagai wali kota pada 2006, Nur Mahmudi membuka pintu bagi kejayaan PKS di Kota Belimbing yang ternyata bertahan 2 dasawarsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com