Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama 7 Wilayah di Jakarta, Mulai dari Menteng hingga Ancol

Kompas.com - 16/12/2020, 13:18 WIB
Ivany Atina Arbi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Penamaan wilayah ini ternyata terinspirasi dari Seorang China kaya raya dan baik hati, Tan Teng Sien, yang tinggal di sana. Teng Sien merupakan pemilik perkebunan pohon karet yang luasnya mencapai ratusan hektar.

Pria yang mendiami wilayah tersebut sejak tahun 1980 juga memiliki rumah yang kemudian dialih fungsikan menjadi Menara Batavia.

Perkebunan karet milik Tieng Shin akhirnya tergusur untuk pembangunan Stadion Gelora Bung Karno pada awal tahun 1960.

Pos Pengumben

Pos Pengumben merupakan sebuah ruas jalan raya yang terletak di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Nama Pos Pengumben muncul sejak zaman Gubernur Hindia-Belanda Herman Willem Daendels berkuasa. Daendels diketahui membangun Jalan Raya sepanjang 1,000 kilometer antara Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.

Baca juga: Menyusuri Riwayat Sungai Ciliwung, Sempat Berdamai dengan Ibu Kota di Zaman VOC

Di beberapa titik jalan raya tersebut disediakan tempat-tempat khusus untuk peristirahatan dan tempat untuk minum kuda.

Kawasan di Kebon Jeruk tersebut merupakan salah satu titik pemberhentian. Ia kemudian dijuluki Pos Pengumben, yang berasal dari kata ngumben.

Menurut bahasa Jawa, ngumben berarti “minum”.

Joglo

Joglo merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Kawasan ini dinamai Joglo karena kabarnya dulu banyak rumah tradisional Betawi yang berbentuk rumah-rumah joglo.

Desainnya sendiri dipengaruhi oleh budaya Jawa, namun terdapat perbedaan pada tiang-tiang utamanya.

Pada rumah joglo Betawi, tiang utama penopang struktur atap bukanlah unsur utama yang mengarahkan pembagian ruang. Sementara di rumah joglo Jawa, tiang-tiang utama merupakan unsur yang mengarahkan pembagian ruang.

Rumah joglo Betawi menjamur di era 1980-an, namun kini rumah-rumah itu sudah sangat jarang terlihat.

Kalibata

Saat ini Kalibata dikenal sebagai sebuah kawasan permukiman menengah yang terletak di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Kawasan ini dilintasi oleh Sungai Ciliwung. Dahulunya, sungai ini banyak dipenuhi dengan bebatuan, termasuk batu bata.

Sehingga masyarakat kerap menyebut tempat ini sebagai kali bata, maksudnya yaitu kali yang dipenuhi dengan batu bata.

Baca juga: Kisah Para Srikandi Kampung Gilingan yang Menolak Menyerah di Tengah Pandemi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com