Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2020, 18:10 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika memilih naik bus melalui Terminal Kalideres untuk pulang kampung pada akhir tahun ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon penumpang.

Berikut beberapa syarat yang dimaksud.

Syarat pertama, calon penumpang harus mematuhi prosedur kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Pertama, syaratnya dia (calon penumpang) wajib mengikuti protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, lalu mencuci tangan" ujar Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen, Rabu (16/12/2020).

Baca juga: Mulai 18 Desember, Keluar Masuk Jakarta Wajib Sertakan Hasil Rapid Test Antigen

Revi menjelaskan bahwa calon penumpang diharuskan mencuci tangan di salah satu wastafel yang telah disediakan ketika tiba di terminal.

"Sudah ada 24 tempat cuci tangan yang disediakan di terminal," jelasnya.

Setelahnya, pemudik diwajibkan mengisi data Corona Likelihood Metric (CLM) melalui aplikasi JAKI.

"Dia wajib diperiksa data CLM, jadi dia mengisi data CLM pada aplikasi JAKI," jelasnya.

Aplikasi JAKI sendiri dapat diunduh melalui ponsel android.

Baca juga: Lihat Tempat Umum Tak Sediakan Fasilitas Cuci Tangan, Langsung Adukan Melalui Jaki

Namun, jika calon penumpang tak memiliki ponsel android, petugas di terminal akan mengisikan data secara manual.

"Dia nanti dibantu petugas dishub (dinas perhubungan) di terminal dengan menggunakan data manual, nanti dibantu petugas," tambahnya.

Jika dari data tersebut dinyatakan aman, baru calon penumpang diperbolehkan berpergian menaikki bus.

Jika tidak lolos, calon penumpang diarahkan untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Kalau dia layak untuk berangkat nanti kita berangkatkan, tapi kalau tidak nanti kita isolasi dulu, terus kita serahkan ke petugas dari puskesmas atau kita arahkan kembali ke rumah masing-masing," ujarnya.

Di samping itu, kapasitas bus hanya mencakup 70 persen dari keseluruhan bus.

"Untuk kapasitas di dalam kendaraan sampai saat ini masih dibatasi maksimal 70 persen dari jumlah kapasitas tempat duduk yang ada," ujar Revi.

Revi juga memastikan pihaknya akan mengawasi jalannya protokol kesehatan baik di luar maupun di dalam bus.

"Nanti petugas pengamanan terpadu maupun petugas check point akan fokus. Jadi pengawasan protokol kesehatan (dilakukan) baik di luar kendaraan maupun di dalam," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com