Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kursi Anggota DPRD DKI yang Mendadak Kosong Saat Fraksi PSI Bicara di Sidang Paripurna

Kompas.com - 16/12/2020, 20:18 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kursi 101 anggota DPRD DKI Jakarta terlihat kosong di tengah Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta dengan agenda pembacaan pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Raperda Perubahan Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR dan PZ), pada Senin (14/12/2020).

Memang rapat paripurna tersebut sejak awal terlihat sepi. Sebab ada beberapa anggota Dewan yang hadir menggunakan fasilitas dalam jaringan atau secara virtual.

Namun masih ada beberapa anggota lainnya terutama para perwakilan fraksi yang membacakan pandangan fraksi duduk di kursi-kursi anggota dewan.

Peristiwa kursi kosong tersebut terjadi di tengah sidang. Tepatnya ketika Fraksi PSI yang diwakili Idris Ahmad mulai maju ke mimbar untuk membacakan pandangan fraksi.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Walk Out untuk Protes PSI, Pengamat: Rakyat Akan Menghukum...

Sebelum Idris membacakan pandangan Fraksi, salah satu anggota Dewan Jamaludin dari Fraksi Golkar melakukan interupsi.

Dia meminta sebelum dibacakan harus ada mandat yang diberikan PSI kepada perwakilan Fraksi PSI sendiri agar keputusan yang dibacakan tidak berubah-ubah seperti sebelumnya.

"Saya minta sebelum mulai membacakan, agar ada mandat yang diberikan oleh partainya supaya tidak terjadi lagi apa yang sudah disepakati tidak diakui oleh partainya. Kalau tidak, saya tidak bersedia mendengarkan, saya keluar!" kata Jamaludin.

Pernyataan Jamaludin tersebut kemudian disambut riuh tepuk tangan dan applaus dari anggota Dewan lainnya.

Pimpinan sidang yang saat itu dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Misan Samsuri kemudian menanyakan Jamaludin dari fraksi mana.

Baca juga: Kritik Anggota DPRD DKI yang Walk Out, Pendiri PAN: Sangat Memalukan

"Itu dari mana tadi itu? Fraksi apa?" ujar Misan.

Jamaludin kembali berteriak menegaskan dirinya dari Fraksi Golkar.

"Saya Jamaludin dari Fraksi Partai Golkar!" kata Jamaludin.

Misan kemudian menerima masukan tersebut dan akan meminta Fraksi PSI yang akan membacakan pandangan apakah sudah selaras dengan keinginan partai mereka.

"Saya pikir nanti itu akan kita tanyakan kepada saudara Idris, tapi tidak juga menambah pembacaan atau pandangan umum fraksi yang dilakuan partai PSI," kata Misan.

Setelah itu, Jamaludin kembali meminta untuk keluar kepada pimpinan sidang apabila Fraksi PSI tidak mendapat mandat dari partainya untuk pembacaan pandangan.

"Izin ketua, kalau tidak ada mandat saya ingin keluar!" kata Jamaludin.

Kemudian Misan mempersilahkan Idris untuk membacakan pandangan Fraksi PSI terhadap perubahan Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang RTDR dan PZ tersebut.

Ketika pandangan mulai dibacakan. Ternyata tidak hanya Jamaludin yang meninggalkan ruang sidang.

Dari pandangan tempat duduk balkon atas ruang sidang paripurna, ada tiga anggota Dewan yang angkat kaki dari ruang sidang saat Idris mulai membacakan pandangan Fraksi PSI.

Baca juga: Walk Out Protes PSI soal Kenaikan Gaji, Anggota DPRD DKI Rugikan Diri Sendiri

Sedangkan dari ruang sidang utama sisi sebelah timur terlihat lebih dari tujuh anggota Dewan menuju pintu keluar saat Idris baru membacakan salam pembuka pandangan Fraksi PSI.

Semua fraksi keluar

Saat Idris membacakan pandangan Fraksi PSI, terlihat tidak ada satu pun anggota Dewan selain pimpinan sidang yang ada di ruang rapat selain Fraksi PSI sendiri.

Suasana ruang rapat yang kosong di tengah pembacaan pandangan Fraksi PSI itu juga dibenarkan oleh salah satu pimpinan sidang yang hadir saat itu, yakni Mohamad Taufik.

Politikus Partai Gerindra itu membenarkan perwakilan delapan dari sembilan fraksi yang hadir di rapat paripurna tersebut keluar ruang sidang saat PSI membacakan pandangan.

"Iya semua fraksi saya lihat," kata Taufik saat ditemui usai sidang paripurna tersebut.

Dia mengatakan aksi walk out anggota Dewan tersebut merupakan bentuk koreksi terhadap PSI yang dinilai tidak konsisten dalam mengambil keputusan.

Bantahan ikut-ikutan walk out dari fraksi-fraksi lain

Meski sudah dikatakan seluruh perwakilan fraksi selain PSI yang ada di Ruang Rapat Paripurna tersebut angkat kaki saat pembacaan pandangan Fraksi PSI, namun beragam alasan muncul dari fraksi-fraksi yang angkat kaki tersebut.

Jamaludin misalnya yang berteriak ingin walk out dan tegas mengatakan berasal dari Fraksi Golkar mengaku keputusannya bukan merupakan keputusan dari Fraksi.

Dia mengatakan aksi walk out tersebut bukan merupakan perintah Fraksi Golkar.

"Saya di sini mewakili rakyat bukan mewakili partai. Namanya saya keluar yang mungkin mereka juga (anggota Dewan lain ikut)," ucap Jamaludin.

Bantahan juga hadir dari Fraksi PAN yang mengatakan tidak ada anggota Dewan dari fraksi mereka melakukan walk out saat pembacaan pandangan PSI.

Baca juga: F-Gerindra DPRD DKI Mengaku Tak Instruksikan Anggotanya Walk Out Saat PSI Bacakan Pandangan

"Terkait aksi walk out DPRD terhadap Fraksi PSI perlu kami sampaikan, Fraksi PAN tidak walk out," ucap Ketua Fraksi PAN Bambang Kusumanto.

Alasan coffee break sampai ingin merokok

Bambang mengatakan anggota Dewan dari fraksi mereka tetap hadir dan menghormati jalannya proses sidang paripurna tersebut.

Namun apabila ada yang keluar, mereka bukan melakukan aksi walk out melainkan sedang melakukan coffee break meskipun di tengah berjalannya sidang.

"Kebanyakan anggota kami ikut secara virtual dan sebagian sedang coffee break saat acara berlangsung," ucap Bambang.

Alasan serupa juga dilontarkan dari Fraksi Gerindra. Wakil Ketua Fraksi Gerindra S Andyka mengatakan keputusan keluar ruangan dari fraksi mereka tidak dilakukan karena walk out.

Beberapa anggota Dewan dari Fraksi Gerindra mungkin memiliki kepentingan masing-masing dan lebih dulu keluar dari ruang sidang.

"Kan keluarnya beda-beda (niat). Artinya ada yang keluar karena mau merokok, karena mau buang air kecil, ada yang keluar karena memang punya sikap yang sama," kata Andyka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com