"Dalam rangka intensifikasi pengawasan dalam menyambut Natal dan tahun baru," ujar Safriansyah.
Apalagi, di masa pandemi ini, masyarakat harus terlindung dari konsumsi produk pangan yang tak layak.
"Sehingga kami antisipasi jangan sampai ada produk2 bahaya dan merugikan masyarakat," ujarnya.
Selain mengecek produk di dalam pasar swalayan, BPOM juga melakukan sidak kepada penjual makanan yang berada si sekitat pasar swalayan.
"Hasilnya satu tahu siomai yang dijual salah satu tenant mengandung formalin," ujar Safriansyah.
Safriansyah menjelaskan bahwa hanya tahu yang mengandung formalin. Sementara siomai yang dijual pedagang bersangkutan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
Menurut dia, tahu tersebut merupakan produk curah yang dibeli penjual siomai dari pemasok lain.
Safriansyah langsung memanggil penjual dan memintanya untuk membuat pernyataan untuk tak lagi menjual produk tersebut.
"Penjual kami panggil, kami tanyakan di mana membeli, dan diingatkan untuk buat pernyataan tidak jual lagi produk itu," tambahnya.
Pihak BPOM pun segera mengamankan produk tersebut dan berjanji akan menelusuri pemasok produk berformalin tersebut.
"Yang penting sumber pembuatannya, kalau di sini penjual sudah tahu jadi," ujarnya.
Dalam sidak hari ini, pihak BPOM mengambil 30 sampel dari penjual makanan yang ada di sekitar pasar swalayan.
Terhadap sampel tersebut, BPOM melakukan uji cepat untuk mengetahui kemungkinan penggunaan formalin, boraks, maupun pewarna yang berbahaya bagi makanan.
Sejak penghujung November, sidak ini telah dijalankan oleh BPOM ke berbagai pasar swalayan di DKI Jakarta.
Hingga hari ini, sebanyak 63 perusahaan distributor maupun retail yang tersebar di seluruh DKI Jakarta telah dicek oleh BPOM.
Kegiatan pengecekkan ini akan dilaksanakan sampai akhir tahun 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.