JAKARTA, KOMPAS.com - Pria yang melakukan pemerasan di warung tegal (warteg) di kawasan Kembangan dengan bersenjatakan celurit ternyata beraksi di empat lokasi berbeda dalam satu malam.
Aksi pemerasan pria berinisial CR (28) tersebut terekam CCTV warteg dan viral di media sosial sejak Rabu (16/12/2020).
Setelah dilakukan pendalaman, diketahui bahwa CR tak beraksi seorang diri. Ia ditemani seorang kawannya berinisial TY (sebelumnya ditulis PY).
Kapolsek Kembangan Kompol Imam Irawan menjelaskan bahwa pemerasan terjadi pada Selasa (15/12/2020) dini hari.
Baca juga: Pemerasan di Warteg Kembangan, Polisi Tangkap Pelaku Lain
"(Beraksi) jam 00.30 sampai dengan 01.20 WIB," ujar Imam dalam sebuah keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (18/12/2020).
Pada malam itu, CR dan TY memeras pedagang sate padang, pecel lele, wedang ronde, ketoprak, serta penjaga warteg.
Dalam melaksanakan aksi, pelaku selalu membawa celurit.
"Pelaku membawa sebilah celurit dengan cara ditenteng," ujar Imam.
Kejadian bermula ketika CR dan TY tengah minum minuman keras (miras) di sebuah lokasi tempat mereka biasa berkumpul, pada Selasa malam.
Ketika miras habis, mereka berniat kembali menambah minuman namun tak memiliki uang.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk memeras beberapa pedagang.
Berbekalkan sebilah celurit, mereka berangkat dengan satu buah motor untuk memalak para pedagang.
Baca juga: Polisi Sebut Pemeras Pelayan Warteg di Kembangan Bukan Anggota Ormas
Sementara TY bertugas mengemudikan kendaraan, CR yang bertugas memalak para korban.
Korban pertama adalah seorang pedagang ketoprak yang terletak di Jalan Srengseng Raya.
Karena ketakutan, korban pun memberikan uang kepada CR yang meminta uang sambil mengacungkan celurit ke arahnya.
"Korban ketakutan selanjutnya menyerahkan uang Rp 50.000," jelas Imam.
Aksi kedua pelaku berlanjut ke pedagang sate padang yang berada di dekat simpang Jalan Haji Kelik.
Dengan modus yang sama, pelaku memeras sang pedagang dan berhasil mendapatkan uang sebesar Rp 50.000 dari korban.
Kemudian, keduanya melanjutkan aksi dengan memalak seorang pedagang wedang jahe yang berdagang di Jalan Haji Kelik.
Pedagang wedang jahe tersebut sedang duduk di samping seorang pedagang pecel lele.
Baca juga: Terekam CCTV Acungkan Celurit, Pria Ini Sudah Dua Kali Peras Penjaga Warteg di Kembangan
"Lalu pelaku menghampiri pedagang wedang jahe dan berkata 'sini Rp 50.000, entar lo minta Rp 25.000 sama tukang pecel lele' sambil menenteng sajam jenis celurit," jelas Imam.
Dari pedagang wedang jahe, pelaku pun kembali mendapatkan uang sebesar Rp 50.000.
Kemudian, CR menyambangi warung tegal (warteg) yang terletak di sebrang pedagang wedang jahe dan pecel lele.
Sementara, TY bertugas berjaga-jaga di motor.
Di warteg tersebut, CR meminta uang sebesar Rp 100.000.
Aksi pemerasan CR di warteg terekam CCTV warteg dan viral di media sosial sejak Rabu (16/12/2020).
Karena TY berjaga di motor, hanya CR yang terekam dalam video rekaman CCTV tersebut.
Di video tersebut, CR mengacungkan celurit ke arah penjaga warteg.
Setelah mengacungkan celurit, CR sempat melihat ke kamera CCTV dan segera menyembunyikan celuritnya.
Ia kemudian segera duduk di salah satu bangku yang berada di warteg.
Dari aksi malam itu, pelaku mengumpulkan uang sebanyak Rp 250.000.
TY yang bertugas mengendarai motor mendapat Rp 50.000, sementara sisanya dipegang oleh CR.
Uang hasil pemerasan itu kemudian dibelanjakan dua botol miras dan satu bungkus rokok.
Mereka kembali menenggak miras tersebut hingga pagi tiba.
Karena rekaman aksi pemerasan tersebar di media sosial, pihak polisi segera melakukan penyelidikan.
Berbekalkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, polisi berhasil menangkap pelaku pada hari Rabu.
Usai dilaksanakan penyelidikan, diketahui bahwa pelaku sudah melakukan aksinya sebanyak 20 kali selama November hingga Desember.
Ketika aksi CR terekam di CCTV warteg, terlihat bahwa CR mengenakan sebuah baju oranye bermotif loreng-loreng yang mirip seperti seragam organisasi massa (ormas) tertentu.
Diberitakan sebelumnya, Kompol Imam Irawan menyatakan bahwa CR bukan anggota ormas.
"Dari hasil pemeriksaan, dan dari hasil klarifikasi dengan pimpinan ormas katanya bukan (anggota ormas)" ujar Imam ketika dihubungi Kamis (17/12/2020).
Berdasarkan keterangan CR, ia mendapatkan baju tersebut dari seorang kawannya.
Imam menyatakan bahwa tak ditemukan kartu anggota dalam kepemilikan CR.
"Tidak ditemukan semacam kartu anggota, tidak ada," kata Imam.
Sementara, berdasarkan keterangan TY, ia merupakan anggota salah satu ormas dengan jabatan sebagai Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.