Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Covid-19 di Pesantren Depok Bertambah, Santri Dipertimbangkan Belajar Online

Kompas.com - 18/12/2020, 14:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok sedang mempertimbangkan metode belajar online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk para santri di Depok.

Sebab, menurut catatan satgas, klaster penularan Covid-19 di pesantren bertambah.

"Kami akan tawarkan untuk online karena kasus di Depok cukup tinggi dan klaster pesantren terus bertambah, ditambah penerapan protokol kesehatan yang mungkin saja tidak konsisten, sehingga penambahan kasus terjadi," ujar juru bicara satgas Dadang Wihana kepada wartawan, Jumat (18/12/2020).

Sebelumnya, aktivitas belajar tatap muka di pondok pesantren memang diperbolehkan dengan prosedur ketat, berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan.

Baca juga: Satgas Covid-19 Depok Sebut Klaster Pesantren Bertambah

Selama pandemi, sudah dua kali pondok pesantren di Depok jadi klaster penularan virus SARS-CoV-2.

Pertama, Pondok Pesantren Al Hikam di Kukusan, Beji, pada Agustus silam dengan belasan penghuninya terkonfirmasi positif Covid-19.

Kedua, Pondok Pesantren Baitul Hikmah di Curug, Bojongsari, dengan temuan lebih dari 150 kasus positif Covid-19. Virus diduga dibawa masuk oleh penghuni lain yang keluar-masuk Pondok Pesantren Baitul Hikmah, sebab santri selalu ada di dalam pondok.

Meski demikian, Dadang belum mengumumkan pondok-pondok pesantren mana lagi yang jadi klaster penularan virus SARS-CoV-2 saat ini.

"Hari ini kami akan rapatkan intensif dengan Kepala Kantor Kemenag dan juga yayasan-yayasan untuk menghindari klaster-klaster di pesantren karena anak-anak kita harus diselamatkan," kata Dadang.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, KBM di Depok Tetap Digelar Online Semester Depan

"Nanti kami dengar dulu aspirasinya. Kami dengarkan dulu kendala yang mereka hadapi protokol kesehatan seperti apa, tapi nanti kami akan putuskan di satgas dengan melihat perkembangan kasus dan juga melihat dampak-dampak lainnya," ia menambahkan.

Di Depok, secara umum pandemi Covid-19 bukannya mereda, justru malah makin luas sejak libur panjang akhir Oktober, selaras dengan tren yang juga terjadi secara nasional.

Kini, pasien Covid-19 di Depok mencapai jumlah terbanyak sejak pandemi melanda pada Maret lalu, dengan 2.787 pasien per data terbaru kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com