JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka pelaku pemerasan sebuah warung tegal (warteg) di Kembangan, Jakarta Barat, ternyata sudah lebih dari 20 kali melakukan aksi serupa terhadap sejumlah pedagang selama November hingga Desember ini.
Aksi pemeras bersenjata celurit itu terekam CCTV. Video rekaman CCTV tersebut kemudian viral di media sosial.
Dia telah melakukan aksi pemerasan terhadap beberapa pedagang di sekitar wilayah Kembangan.
Berbekal keterangan saksi dan rekaman CCTV, polisi kemudian menangkap mereka Rabu (16/12/2020) lalu.
"Pedagang warteg empat kali, pedagang ketoprek empat kali, pedagang pecel lele empat kali, pedagang wedang ronde empat kali, pedagang sate padang empat kali," kata Kapolsek Kembangan, Kompol Imam Irawan, dalam sebuah keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Pemerasan di Warteg Kembangan, Polisi Tangkap Pelaku Lain
Ada dua tersangka dalam kasus itu, yaitu CR dan PY. Mereka selalu membawa celurit.
Aksi mereka di warteg sempat terekam CCTV dan viral di media sosial sejak Rabu lalu. Dalam video tersebut, CR tampak mengacungkan celurit ke arah penjaga warteg.
CR yang sempat melihat ke kamera CCTV segera menyembunyikan celuritnya. Ia lalu duduk di salah satu bangku yang ada di warteg itu.
Polisi mengatakan, CR dan TY tak hanya memeras warteg pada malam itu. Mereka juga memeras pedagang pecel lele, pedagang ketoprak, pedagang sate padang, dan pedagang wedang ronde.
Imam menjelaskan, aksi pemerasan yang terekam CCTV itu terjadi pada Selasa dini hari lalu.
Kejadian bermula ketika CR dan TY tengah minum minuman keras (miras) di tempat mereka biasa berkumpul. Ketika miras habis, mereka berniat menambah minuman tetapi tak memiliki uang.
Mereka lalu memutuskan untuk memeras beberapa pedagang. Berbekalkan sebilah celurit, mereka berangkat dengan satu sepeda motor untuk memalak para pedagang.
TY mengemudikan kendaraan, CR yang memalak para korban.
Korban pertama seorang pedagang ketoprak di Jalan Srengseng Raya. Setelah itu mereka memeras pedagang sate padang, pedagang wedang jahe, pedagang pecel lele, pedagang wedang jahe, dan terakhir warteg di Jalan Haji Kelik.
Dari aksi malam itu, tersangka mengumpulkan uang Rp 250 ribu. Uang hasil pemerasan digunakan untuk membeli miras dan rokok.
Dalam rekaman CCTV, CR mengenakan baju oranye bermotif loreng-loreng yang mirip seragam organisasi massa (ormas) tertentu.
Namun Kompol Imam Irawan menyatakan, CR bukan anggota ormas. CR mengaku, dia mendapatkan baju tersebut dari seorang temannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.