Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Pemerasan di Warteg Kembangan oleh Pria Bercelurit yang Viral di Medsos

Kompas.com - 18/12/2020, 20:19 WIB
Sonya Teresa Debora,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video rekaman CCTV yang menayangkan aksi seorang pria mengacungkan celurit di sebuah warung tegal (warteg) viral di media sosial.

Meski di video tersebut hanya ada seorang pelaku, Kapolsek Kembangan Imam Irawan menyatakan bahwa terdapat pelaku lain yang bertugas mengendarai motor dan berjaga-jaga di luar warteg.

Adapun, kedua orang pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian.

"Pelaku sudah diamankan," ujar Imam dalam sebuah keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (18/12/2020).

Pelaku tersebut berinisial CR dan TY. Keduanya ternyata sudah lebih dari 20 kali beraksi selama November sampai Desember.

Baca juga: Tak Hanya Peras Penjaga Warteg, Pria Bercelurit di Kembangan Juga Palak Pedagang Sate hingga Pecel Lele

Pelaku melakukan aksi pemerasan kepada beberapa pedagang yang berlokasi di sekitar wilayah Kembangan.

"Pedagang warteg empat kali, pedagang ketoprak empat kali, pedagang pecel lele empat kali, pedagang wedang ronde empat kali, pedagang sate padang empat kali," ujar Imam.

Adapun, terdapat dua orang pelaku yang melakukan pemerasan berinisial CR dan PY.

Di video tersebut, CR mengacungkan celurit ke arah penjaga warteg.

Setelah mengacungkan celurit, CR sempat melihat ke CCTV dan segera menyembunyikan celuritnya.

Baca juga: Pemerasan di Warteg Kembangan, Polisi Tangkap Pelaku Lain

Ia kemudian segera duduk di salah satu bangku yang berada di warteg.

Setelah dilakukan pendalaman, diketahui bahwa CR dan TY tak hanya memeras warteg pada malam itu.

Mereka juga memeras pedagang pecel lele, pedagang ketoprak, pedagang sate padang, dan pedagang wedang ronde.

Kronologi kasus

Imam menjelaskan bahwa pemerasan yang terekam di CCTV terjadi pada Selasa (15/12/2020) dini hari.

"(Beraksi) jam 00.30 sampai dengan 01.20 WIB," ujar Imam.

Kejadian bermula ketika CR dan TY tengah minum minuman keras (miras) di sebuah lokasi tempat mereka biasa berkumpul, pada Selasa malam, sekitar pukul 20.00 WIB.

Ketika miras habis, mereka berniat kembali menambah minuman namun tak memiliki uang.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk memeras beberapa pedagang.

TY pun segera mengambil sebuah celurit yang disimpan di dalam sebuah gerobak di dekat lokasi mereka untuk dijadikan senjata.

Baca juga: Polisi Sebut Pemeras Pelayan Warteg di Kembangan Bukan Anggota Ormas

Mereka berangkat dengan satu buah motor.

TY bertugas mengemudikan kendaraan, sementara CR yang bertugas memalak para korban menggunakan celurit.

Pertama, CR dan TY menyambangi seorang pedagang ketoprak yang berlokasi di Jalan Srengseng Raya.

CR memeras pedagang ketoprak sambil mengacungkan celurit yang sudah ia bawa.

Karena ketakutan, korban pun memberikan uang kepada CR.

"Korban ketakutan selanjutnya menyerahkan uang Rp 50.000," jelas Imam.

Kemudian, CR dan TY melaju ke pedagang sate padang yang berada di dekat simpang Jalan Haji Kelik.

Baca juga: Terekam CCTV Acungkan Celurit, Pria Ini Sudah Dua Kali Peras Penjaga Warteg di Kembangan

Dengan modus yang sama, pelaku memeras sang pedagang dan berhasil mendapatkan uang sebesar Rp 50.000 dari korban.

Selanjutnya, keduanya melanjutkan aksi dengan memalak seorang pedagang wedang jahe yang berdagang di Jalan Haji Kelik.

Pedagang wedang jahe tersebut sedang duduk di samping seorang pedagang pecel lele.

"Lalu pelaku menghampiri pedagang wedang jahe dan berkata 'sini Rp 50.000 entar lo minta Rp 25.000 sama tukang pecel lele' sambil menenteng sajam jenis celurit," jelas Imam.

Dari pedagang wedang jahe, pelaku pun kembali mendapatkan uang sebesar Rp 50 ribu.

Kemudian, CR menyambangi warung tegal (warteg) yang terletak di sebrang pedagang wedang jahe dan pecel lele.

Sementara, TY bertugas berjaga-jaga di motor.

Di warteg tersebut, CR meminta uang sebesar Rp 100.000.

Baca juga: Polisi Tangkap Pemuda Berbaju Loreng yang Acungkan Celurit di Warteg Kembangan

"CR berkata kepada penjaga warteg 'sini lo minta maaf dulu sama gua kemarin gua minta gocap (Rp 50.000) lo malah ngasih Rp 20.000," jelas Imam.

Penjaga warteg kemudian meminta maaf kepada CR.

"Pelaku kemudian meminta Rp 100.000 dari penjaga warteg," jelas Imam.

Karena ketakutan, penjaga warteg pun segera memberikan uang tersebut pada CR

Dari aksi malam itu, pelaku mengumpulkan uang sebanyak Rp 250.000.

TY yang bertugas mengendarai motor mendapat Rp 50.000, sementara sisanya dipegang oleh CR.

Uang hasil pemerasan itu kemudian dibelanjakan dua botol miras dan satu bungkus rokok.

Mereka kembali menenggak miras tersebut di lokasi awal hingga pagi tiba.

Karena rekaman aksi pemerasan tersebar di media sosial, pihak polisi segera melakukan penyelidikan.

Berbekalkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, polisi berhasil menangkap pelaku pada hari Rabu (16/12/2020).

Bukan anggota ormas

Ketika aksi CR terekam di CCTV warteg, terlihat bahwa CR mengenakan sebuah baju oranye bermotif loreng-loreng yang mirip seperti seragam organisasi massa (ormas) tertentu.

Diberitakan sebelumnya, Kompol Imam Irawan menyatakan bahwa CR bukan merupakan anggota ormas.

"Dari hasil pemeriksaan, dan dari hasil klarifikasi dengan pimpinan ormas katanya bukan (anggota ormas)" ujar Imam ketika dihubungi Kamis (17/12/2020).

Berdasarkan keterangan CR, ia mendapatkan baju tersebut dari seorang kawannya.

Imam menyatakan bahwa tak ditemukan kartu anggota dalam kepemilikan CR.

"Tidak ditemukan semacam kartu anggota, tidak ada," kata Imam.

Sementara, berdasarkan keterangan TY, ia memang merupakan anggota salah satu ormas dengan jabatan sebagai Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com