"Ada 22 massa yang reaktif Covid-19. Ini menandakan ada klaster," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yunus Yusri di Monumen Nasional, Jumat.
Yusri menyebut, 22 peserta aksi yang reaktif Covid-19 dibawa ke RS Wisma Atlet.
"Nanti di sana sudah siap petugas yang menggunakan APD, baik dari kedokteran, Polda, dan Kodam Jaya untuk cek 3T," sebut Yusri.
Baca juga: Bubarkan Aksi 1812, Kapolda Metro: Keselamatan Rakyat Hukum Tertinggi
Adapun setidaknya terdapat 155 massa Aksi 1812 yang diamankan polisi. Dari jumlah tersebut, ada yang membawa ganja dan senjata tajam.
Kendati demikian, Yusri Yusri tidak menyebut jumlah massa yang membawa ganja atau sajam.
Massa Aksi 1812 dibubarkan aparat kepolisian sekitar pukul 14.00 WIB.
Massa dipukul mundur ke berbagai arah seperti Pasar Tanah Abang, Stasiun Tanah Abang, dan gang-gang di Jalan Abdul Muis.
5 Orang Positif di Tangerang Selatan
Sebanyak 65 simpatisan massa aksi 1812 terjaring petugas gabungan di pos penyekatan wilayah Tangerang Selatan, Jumat.
Lima orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani rapid test antibodi dan rapid test antigen oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Baca juga: Polisi: 22 Peserta Aksi 1812 Reaktif, Tandanya Ada Klaster...
"Yang reaktif (berdasarkan rapid test antibodi) kurang lebih 10 orang, kemudian kami tindak lanjuti dengan swab antigen. Hasilnya, ada lima orang yang positif dan ditindaklanjuti oleh Dinkes dan Puskesmas," ujar Wakapolres Tangerang Selatan Stephanus Luckyto, Jumat
Luckyto menjelaskan, sebanyak 65 pemuda itu terjaring di tujuh pos penyekatan yang dibangun di perbatasan wilayah Tangerang Selatan.
Mereka mengaku hendak mengikuti aksi 1812 yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta Pusat, setelah mendapatkan undangan melalui media sosial dan aplikasi pesan instan.
"Setelah kami dalami apakah mereka tahu yang akan dilakukan di sana, mereka tidak tahu. Adakah orang yang menjadi penanggung jawab mereka di sana, mereka juga enggak tahu," kata Luckyto.
"Makanya ini cukup meresahkan bagi kami, mengkhawatirkan bagi kami, khususnya terkait keselamatan mereka di sana," sambungnya.