JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih terus terjadi.
Data pemerintah yang disampaikan Minggu (20/12/2020), ada penambahan 1.592 kasus Covid-19.
Dilansir dari Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, kasus tersebut merupakan hasil dari pemeriksaan PCR 13.421 spesimen dengan jumlah orang sebanyak 11.211.
Dari 11.211 orang yang dilakukan swab, 1.221 orang dinyatakan positif, sedangkan 9.990 orang lainnya dinyatakan negatif.
Baca juga: Dinkes: Belum Ada Tanda-tanda Kasus Covid-19 di Jakarta Akan Menurun
Dari penambahan 1.592 kasus, sebanyak 371 kasus di antaranya merupakan laporan akumulasi dari dua laboratorium swasta lima hari terakhir.
Dengan penambahan kasus Covid-19 tersebut, total 163.111 kasus di Ibu Kota.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.066 pasien menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri. Jumlah tersebut berkurang 319 pasien dibandingkan hari kemarin.
Sementara pasien sembuh bertambah 1.892 orang dengan total 146.958 pasien.
Korban meninggal dunia akibat Covid-19 juga bertambah 19 orang dibandingkan hari kemarin. Kini tercatat ada 3.087 korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Jakarta.
Kepala Seksi Surveilians Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama sebelumnya mengatakan belum ada tanda-tanda kasus penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta akan menurun.
Baca juga: Satgas Covid-19 Terbitkan Syarat Perjalanan Terbaru, Rapid Antigen Berlaku 3 Hari
"Sekarang masih terus naik belum ada tanda-tanda untuk turun, kematian kita pun cenderung naik," ucap Ngabila dalam acara webinar, Minggu.
Bahkan, lanjut Ngabila, kasus Covid-19 yang tercatat pada Desember 2020 cenderung lebih meningkat dibandingkan awal September lalu.
Seperti diketahui awal September lalu saat kasus Covid-19 memuncak membuat Pemprov DKI mengambil kebijakan rem darurat.
"Kasusnya saat ini kasusnya cenderung naik lagi bahkan lebih tinggi dari yang September kasus hariannya," ujar dia.
Baca juga: Wagub: Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Tinggi karena Jumlah Tes Banyak
Padahal, kata Ngabila, saat dilakukan rem darurat pertengahan September lalu, penyebaran kasus Covid-19 sempat menurun drastis.
Namun keadaan penularan Covid-19 kembali meningkat setelah libur panjang pada 28 Oktober-1 November lalu. "
Long weekend Oktober kasus naik lagi ditambah (ada peristiwa) demo," ucap dia.
Bahkan penularan kasus Covid-19 harian di DKI Jakarta, kata Ngabila, mencatat rekor tertinggi pada 19 Desember kemarin dengan 1.899 kasus baru per hari.
Adapun Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tingginya kasus Covid-19 di DKI disebabkan banyaknya pengetesan yang dilakukan pemerintah.
Riza mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperbanyak pengetesan dengan metode tes usap (swab test) dalam menangani pandemi Covid-19.
"Kenapa angka di DKI Jakarta tinggi, selain karena potensi orang keluar-masuk, testing kami tinggi. Makin banyak testing, maka semakin kelihatan penyebaran titiknya," ujar Riza dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Menurut dia, upaya memperkuat 3T (tracing, testing, treatment) atau pelacakan, pengetesan, dan pengobatan merupakan kunci memutus mata rantai penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Riza pun mengatakan bahwa jumlah tes di DKI Jakarta saat ini bahkan sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1.000 orang per satu juta penduduk dalam satu pekan.
Riza menyebut rata-rata pengetesan Covid-19 di DKI Jakarta saat ini mencapai 7.000 sampai 9.000 tiap pekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.