JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Perwakilan Ombudsman RI Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di Ibu Kota disebabkan oleh banyak faktor.
Pertama, peningkatan tes dan pelacakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebabkan angka pelacakan menjadi lebih baik.
Kedua, lemahnya pengawasan, pencegahan, dan penindakan terhadap penyebar transmisi Covid-19.
Hal ini terjadi lantaran buruknya koordinasi jajaran jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang masuk dalam Gugus Tugas Covid-19 Jakarta.
Baca juga: Ombudsman: Efektivitas Perda Covid-19 Baru Terlihat Setelah Pergub Terbit
Salah satu indikator lemahnya koordinai tersebut terlihat dari fokus kerja Gugus Tugas yang menangani kerumunan di bandara, Petamburan, Tebet, dan lain-lain.
"Ada yang sibuk ke penegakan hukum, ada yang sibuk ke penegakan administrasi, ada yang sibuk menurunkan baliho. Tapi tidak terlihat upaya 3 T (testing, tracing, dan treatment) yang efektif untuk melakukan tracking dan tracing peserta kerumunan yang melibatkan Satpol PP, Bhabimkamtibmas, dan Babinsa secara efektif," kata Teguh kepada Kompas.com, Senin (21/12/2020).
Tingginya kasus Covid-19 di Jakarta, menurut Teguh, juga terjadi akibat adanya ketidakpatuhan pelaku ekonomi dalam menerapkan standar protokol kesehatan di tempat usaha.
Selain itu tidak adanya pengaturan jam kerja di perkantoran, jumlah pekerja perkantoran yang masih di atas 50 persen, hingga perjalanan dinas yang masih ada jelang akhir tahun.
Baca juga: Ombudsman Sebut Perda Penanggulangan Covid-19 di Jakarta Belum Berjalan
Selain itu, gelaran Pilkada serentak turut andil dalam peningkatan kasus Covid-19. Dia menyebut, ada peningkatan jumlah kasus Covid-19 mulai Oktober hingga Desember 2020.
Meski di DKI Jakarta tidak menyelenggarakan Pilkadan serentak, namun daerah penyangga seperti Depok dan Tangerang Selatan turut menyelenggarakan.
Pilkada juga membawa tim sukses dari seluruh Indonesia masuk dan datang ke Jakarta untuk melakukan lobi-lobi kepada partai untuk meloloskan kandidat di daerah.
"Semuanya menciptakan kerumunan, tapi tidak tampak," tutur Teguh.
Kasus Covid-19 di Jakarta semakin meningkat. Data teranyar kasus Covid-19 per tanggal 20 Desember 2020 di Jakarta, tercatat ada 163.111 kasus secara keseluruhan.
Dari jumlah tersebut, terdapat 13.066 pasien masih dinyatakan aktif dan menjalani perawatan atau isolasi.
Sedangkan 146.958 pasien dinyatakan sembuh, dan 3.087 korban jiwa tercatat akibat Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Ombudsman Sebut Antrean Panjang di Bandara Soekarno-Hatta Terjadi akibat Server Kemenkes Down