Hasil rapid test antibodi milik ketiga anaknya diterima, sedangkan milik Putri, suami, dan adik kandungnya ditolak.
Putri mengaku ia menerima surat elektronik atau e-mail dari pihak maskapai soal jadwal penerbangan yang dimajukan. Namun, tidak ada informasi soal kewajiban rapid test antigen.
"Seharusnya, pihak maskapai mengingatkan lagi penumpang masing-masing kalau harus pakai rapid test antigen. Selain kasih tahu jadwal dimajukan, apa susahnya kan kasih tahu wajib rapid test antigen," kata dia.
Penumpang lain, Firmansyah, mengalami hal serupa. Pria yang hendak ke Surabaya ini menjelaskan, hasil rapid test antibodi miliknya ditolak oleh petugas bandara.
"Pas saya tadi masuk terminal 1, rapid test antibodi saya ditolak. Saya disuruh buat (rapid) test antigen," ucapnya.
Baca juga: Murah, Alasan Penumpang Lakukan Rapid Test Antigen di Bandara Soekarno-Hatta
Firmansyah mengaku lupa mengecek syarat terbaru untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat. Sebab, ia sibuk dengan berbagai kegiatan pribadinya.
"Belum lagi saya harus bawa keponakan, jadi kemarin lupa mengecek syarat berangkat naik pesawat," tutur dia.
Firmansyah akhirnya mengantre untuk melakukan rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta.
Alasan terakhir dari ramainya minat rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta adalah harga yang terjangkau.
Pihak bandara mematok biaya sebesar Rp 200.000 untuk rapid test antigen. Harga ini lebih murah dari sebelumnya, yaitu Rp 385.000.
Murahnya harga tes rapid antigen ini menjadi alasan sejumlah penumpang memilih Bandara Soetta untuk mendapatkan hasil pemeriksaan.
Baca juga: Perbedaan Aturan Rapid Test Antigen yang Sempat Sebabkan Antrean di Bandara Soekarno-Hatta
Salah satu penumpang pesawat, M Anis Shafwan mengaku, dirinya bersama dengan sang adik memang sengaja melakukan rapid test antigen di Shelter Kalayang Terminal 2 itu.
"Di sini lebih murah, hanya Rp 200.000 saja," ujar pria yang hendak bertolak ke Medan ini, Senin siang.
Ia mengatakan, mengantre cukup lama tidak menjadi masalah karena memang biayanya yang murah.
"Mengantre sebentar buat saya tidak apa-apa. Karena pesawat saya juga masih lama. Jam 4 (sore) nanti," pungkasnya.
Serupa dengan Anis, Handoko mengaku melakukan rapid test antigen di bandara karena lebih mudah dan murah.
"Ini saya bawa anak kecil dua orang. Biar enggak repot tes di tempat lain sambil bawa anak, ya sekalian aja saya tes di sini sambil menunggu pesawat," urai pria yang hendak menuju Padang ini.
Perihal harga, menurut dia, harga Rapid Tes Antigen di bandara ini juga lebih murah dari pada tempat lainnya.
"Saya harus membayar untuk tiga orang. Di tempat lain, saya harus bayar hampir Rp 1.000.000. Tapi, kalau di sini cuma bayar Rp 600.000," bebernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.