Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Janggal Rp 580 Miliar, PSI: Harusnya Anggaran Dibuka ke Publik

Kompas.com - 23/12/2020, 08:42 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Michael Victor Sianipar kembali mengingatkan bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta semestinya dibuka ke publik setelah diketahui terdapat anggaran janggal senilai Rp 580 miliar.

"Itu kenapa anggaran ini harus dibuka kepada publik," kata Michael saat dihubungi melalui pesan teks, Rabu (23/12/2020).

Michael mengatakan, rincian APBD DKI 2021 saat ini masih belum diketahui seperti apa. Bahkan PSI sendiri, lanjut Michael ingin tahu apa isi dari APBD DKI yang sudah disetujui DPRD dan Gubernur DKI pada 7 Desember lalu.

"Kami dari PSI juga ingin tau detil-detilnya karena detil-detil ini tidak dibuka juga di dalam rapat-rapat DPRD," ucap Michael.

Baca juga: Kemendagri Temukan Anggaran Janggal Senilai Rp 580 Miliar untuk Kegiatan DPRD DKI

Michael menyesalkan DPRD DKI Jakarta tidak memberikan kesempatan masyarakat untuk melakukan pengawasan dan memberikan masukan terhadap APBD tersebut.

"Seharusnya setiap anggaran dibuat terbuka dan datanya secara rinci dapat diakses oleh publik," ucap Michael.

Selain itu, dia juga berharap Kemendagri bisa kritis terhadap APBD DKI Jakarta yang terdapat anggaran-anggaran janggal.

"Kami menunggu evaluasi dan kami yakin Kemendagri akan kritis dan profesional dalam mengevaluasi usulan-usulan APBD yang sudah disepakati Gubernur dan DPRD," ucap Michael.

Baca juga: Kemendagri Temukan Anggaran Beli Alat Kedokteran Rp 350 Miliar pada Pos Kegiatan DPRD DKI

Sebelumnya, Direktur Perencanaan Anggaran Daerah Kemendagri Bahri mengatakan terdapat anggaran janggal dalam kegiatan-kegiatan anggota DPRD DKI Jakarta di tahun 2021.

Anggaran tersebut jika ditotal mencapai Rp 580 miliar yang terdiri dari enam kegiatan anggota Dewan.

Bahri mengatakan sudah meminta untuk dilakukan koreksi anggaran tersebut dialihkan ke anggaran penanganan Covid-19 dalam anggaran Belanja Tidak Tetap (BTT).

Adapun kejanggalan tersebut, lanjut Bahri, kemungkinan terjadi karena kesalahan input data dan nomenklatur karena kebijakan baru.

"Salah rumah, salah penempatan kode anggaran saja. Karena di 2021 ini sistem baru," kata Bahri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com