Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tiada Maaf untuk Iblis dan Setan", Cerita Ibu Korban Begal Geng Akatsuki 2018

Kompas.com - 29/12/2020, 13:34 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - "Harapannya, hukum mereka seberat-beratnya, pokoknya nyawa dibalas dengan nyawa," ucap Putri Safitri (34), warga Bekasi Utara, Senin (28/12/2020).

Putri berkata demikian lantaran masih menyimpan amarah besar kepada tujuh pemuda yang mengatasnamakan diri geng motor Akatsuki 2018. Mereka baru saja dibekuk polisi.

Ketujuh pemuda ini, NF alias Belo dan MN (25); A dan MA (18); serta AMM, AWS, dan IDP (17), bertanggung jawab atas penganiayaan yang berujung kematian pemuda berinisial AP (16) pada Senin (21/12/2020) dini hari di Jalan Raya Perjuangan, Teluk Pucung, Bekasi Utara.

Baca juga: Polisi Ringkus 7 dari 8 Begal Sadis di Bekasi Utara yang Tewaskan Pemotor

AP merupakan putra Putri Safitri. Putri bilang, anaknya itu sedang dalam perjalanan dari Tambun ke rumah, setelah ia memintanya pulang karena hari sudah larut malam.

"Dia pergi ke rumah temannya sesudah maghrib. Saya suruh pulang, pulang anak saya. Nurut orangnya," ungkap Putri.

Di tengah jalan, berjarak sekitar 15 menit dari rumahnya, AP yang menunggangi motor seorang diri mendadak dipepet delapan pemuda dengan empat motor, yang belakangan diketahui sebagai anggota geng Akatsuki 2018.

AP dibegal, tetapi ia coba membela diri. Para begal yang rupanya dalam keadaan mabuk langsung mengacungkan celurit dan membacok korban hingga tersudut ke pinggir jalan.

Baca juga: Begal Sadis di Bekasi Utara Disebut Sudah Berencana Cari Target

Motornya langsung digondol para begal sadis itu, meninggalkan AP terkapar dengan tiga luka bacok di tubuhnya.

Di rumah, Putri menunggu kedatangan anaknya hingga siang hari tanpa sepucuk pun kabar darinya. Sebagai orangtua, wajar bila ia merasa khawatir terhadap putranya.

"Saya menghubungi hanya ceklis satu. Saya pikir, kok ini anak jalan pulang nggak sampai-sampai dan nggak ada kabar. Namanya orangtua, takut anak kenapa-kenapa, takut anak narkoba, takut anak dibegal," tutur Putri.

Kabar yang tak dinanti-nanti itu baru tiba pukul 13.30. Tentu saja kabar itu mampir bukan dari mulut anaknya, melainkan dari seorang polisi yang berniat memulangkan ponsel almarhum putranya.

"Jam 01.05 anak saya sudah pulang. Jam 01.14 sudah dibegal anak saya. Jam 01.22 anak saya sudah ngegeletak. Coba itu," kata Putri.

Berharap dihukum mati

Dikutip dari Tribun Jakarta, Putri bahkan melayangkan pukulan dengan botol air minum kepada para anggota geng Akatsuki 2018 itu.

Mulanya, ia masih dapat menahan diri ketika para begal yang telah diringkus itu "dipamerkan" polisi di hadapan wartawan di halaman Polres Metro Bekasi Kota.

Baca juga: Amarah Ibu Korban Begal di Bekasi, Kejar dan Pukul Anggota Geng Akatsuki 2018 dengan Botol Air

Namun, begitu tujuh pemuda itu digelandang polisi ke mobil tahanan, Putri merangsek ke tengah-tengah wartawan dan melayangkan pukulan dengan botol air minum.

"Pokoknya saya enggak terima, enggak ada kekeluargaan, enggak ada!" ungkap Putri.

"Mereka sudah meresahkan warga Bekasi. Satu, geng motor. Dua, pakai senjata. Tiga, sudah buat anak saya begitu," tukasnya.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Wijonarko memastikan bahwa ketujuh pemuda ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Polisi terus menggali fakta sebab keterangan dari para tersangka soal insiden pembegalan sadis pekan lalu itu kerap berubah-ubah.

Ketujuh pemuda itu dijerat Pasal 365 ayat 4 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimum 20 tahun atau seumur hidup, atau ancaman pidana mati.

"Pokoknya nggak ada maaf, mau buat orangtuanya, mau buat anaknya. Itu (7 pemuda begal) anak usia muda, tapi otak iblis sama setan," kata Putri, geram.

"Saya senang mereka sudah tertangkap. Lebih senang lagi kalau dihukum mati."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com