Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kolong Flyover di Pegangsaan Tolak Tawaran Risma untuk Relokasi

Kompas.com - 31/12/2020, 12:20 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang bermukim di bawah kolong flyover di Pegangsaan, belakang Kantor Kementerian Sosial, disebut menolak tawaran Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk direlokasi.

Lurah Pegangsaan Parsiyo menyebut, para warga kolong flyover dikumpulkan Risma di kantor Kemensos pada Rabu (30/12/2020) kemarin. Risma lalu menawarkan mereka untuk pindah ke Balai milik Kemensos.

"Program Bu Risma itu rencananya, katanya Kemensos itu punya balai atau apa gitu, warga yang kemarin diundang itu akan diajak ke sana untuk melihat," kata Parsiyo kepada Kompas.com, Kamis (31/12/2020).

Baca juga: Risma Temukan Warga Tinggal di Kolong Fly Over, Lurah: Sebagian Sudah Punya Rumah

Menurut Parsiyo, warga menolak tawaran Risma karena lokasi balai yang jauh dari tempat kerja mereka.

"Warga ditawarkan belum ada jawaban mau. Intinya mereka menolak," ucapnya.

Parsiyo pun kemudian menyampaikan ke Risma bahwa Pemprov DKI Jakarta juga sudah berkali-kali menawarkan warga kolong flyover itu untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Namun, warga selalu menolak karena lokasinya yang jauh.

Baca juga: Blusukan Risma yang Berujung Pembongkaran Bedeng di Kolong Fly Over

"Kami sampaikan, kami pemprov DKI Jakarta bukan diam. Sudah kami tawarkan dari awal. Rusunawa kita banyak. Cuma itu tadi kendalanya, mereka tak pernah mau," ujarnya.

Parsiyo juga menjelaskan ke Risma bahwa sebagian warga yang tinggal di bawah kolong fly over itu bukan tunawisma. Sebab, mereka telah memiliki rumah di RW 03, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, karena rumah kecil dan anggota keluarga di rumah padat, maka mereka beinisiatif untuk tinggal di bawah kolong flyover. Mereka pun mendirikan bangunan semi permanen berupa bedeng di sana.

"RW 03 itu kan padat penduduk. Mereka punya anak empat, sudah berkeluarga semua anak-anaknya, berkumpul semua di situ," ucap Parsiyo.

Parsiyo mengakui ada dua keluarga di bawah kolong flyover itu yang tidak memiliki rumah. Keduanya bekerja sebagai sopir bajaj. Keduanya pun mengaku sanggup untuk mengontrak.

"Intinya kalau saya membersihkan itu mereka enggak ada masalah," kata Parsiyo.

Parsiyo memastikan saat ini seluruh bangunan semi permanen di bawah kolong flyover itu sudah dibongkar. Warga yang memiliki rumah diminta untuk kembali ke rumahnya. Sementara yang tak memiliki rumah diminta untuk mengontrak.

Mensos Tri Rismaharini sebelumnya melakukan blusukan ke kolong flyover yang ada di belakang kantornya itu pada Senin (28/12/2020). Mensos menemukan sejumlah warga yang tinggal di sana.

Mensos pun menjanjikan untuk mencarikan rumah yang layak sebagai tempat tinggal kepada warga yang ia temui.

Ia juga menjanjikan mereka bisa mengikuti pelatihan usaha agar perlahan bisa meningkatkan status sosialnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com