BMKG saat itu mencatat curah hujan ekstrem yang mencapai hingga 377 milimeter (mm) terjadi sejak 31 Desember 2019 sore sebagai penyebab utama banjir.
Angka tersebut merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa wilayah Jabodetabek. Tercatat, rekor sebelumnya terjadi pada 2007 yang mencapai 340 mm per hari.
Saat itu, hujan tak kunjung surut selama berjam-jam.
Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: Banjir di Tahun Baru, Jakarta Lumpuh dan Gelap Gulita
Namun, perayaan Tahun Baru ketika itu masih tetap gegap gempita digelar di berbagai titik di Ibu Kota. Usai tengah malam, warga kembali ke rumah dan beristirahat.
Tanpa disangka, pagi harinya, warga dikejutkan dengan bencana yang sudah di depan mata.
Masyarakat bukan hanya dipusingkan dengan tingginya genangan air di sekitar rumah mereka, tetapi juga mengalami krisis listrik, air, dan mobilitas.
Akibat banjir, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memadamkan listrik selama sekitar satu hari guna menghindari terjadinya korsleting.
Sementara itu, luapan banjir membuat transportasi umum Jabodetabek, seperti Commuter Line dan bus transjakarta tidak beroperasi di beberapa rute.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.