Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 yang Memburuk dan Limbah Masker yang Menumpuk

Kompas.com - 02/01/2021, 11:04 WIB
Ivany Atina Arbi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 sudah hampir 10 bulan melanda Indonesia, termasuk Ibu Kota DKI Jakarta. Namun, kondisi ini tak kunjung membaik.

Data corona.jakarta.go.id bahkan menunjukkan kecenderungan kenaikan kasus dengan persentase kasus positif sebesar 12,3 persen dalam sepekan terakhir. Angka ini jauh dari batas aman 5 persen yang ditetapkan oleh WHO.

Hingga 1 Januari 2021, sebanyak 185.691 kasus positif Covid-19 tercatat di Ibu Kota. Sebanyak 3.308 di antaranya meninggal dunia, dan 15.871 orang masih dirawat atau diisolasi saat ini.

Tak hanya berdampak buruk pada kesehatan, pandemi ini ternyata juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Bahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diketahui telah menangani ribuan kilogram limbah masker sekali pakai selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Vaksinasi Bakal Berlangsung Lama, Menkes Minta Warga Tetap Patuh Protokol Kesehatan

Masker sekali pakai itu dapat dengan mudahnya ditemui di jalanan, kali, dan tempat umum lainnya. Seringkali masker tersebut masih dalam bentuk yang utuh.

Padahal, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan pedoman pengelolaan limbah masker dari masyarakat. Di antara tahapan mengelola limbah masker adalah dengan melakukan disinfeksi, mengubah bentuk, dan membuang ke tempat sampah.

Warga disarankan agar merusak tali masker dan merobek bagian tengahnya untuk menghindari kemungkinan barang tersebut dipakai kembali.

Dewan Pakar Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Hanifa Maher Denny mengatakan, masker bekas harus dikelola dengan baik. Jika tidak, masker tersebut akan dengan mudah didaur ulang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Pemerintah Diharapkan Tak Beda Narasi dalam Penanganan Covid-19

Ia juga menegaskan, masker yang dibuang secara serampangan dapat menyebarkan kuman dan virus melalui air maupun udara.

"Masker juga dapat mencemari tanah dan air karena bahannya tidak tergradasi secara singkat," imbuhnya, seperti dilansir harian Kompas.

Sementara itu, hingga pertengahan Desember lalu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah menangani 1.213 kilogram limbah masker sekali pakai dari rumah tangga. Jumlah tersebut dihimpun dari data limbah infeksius dari April-Desember 2020.

”Dari awal Pandemi pada April, Jakarta sudah melakukan penanganan limbah infeksius dari rumah tangga secara rutin. Ini dilakukan agar limbah infeksius bisa ditangani dengan baik dan menghindari potensi penularan Covid-19,” ujar Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin dalam keterangan tertulis. (Kompas/Fajar Ramadhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com