Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangnya Tahu-Tempe di Pasaran yang Bikin Emak-emak Pusing dan Sedih

Kompas.com - 03/01/2021, 16:29 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hilangnya tahu dan tempe di pasaran membuat emak-emak merasa pusing dan sedih.

Mereka mengaku kesulitan mencari tahu dan tempe di pasar dan pedagang sayur keliling belakangan ini.

Diana Kartika (53), misalnya.

Ia sudah berusaha mencari tahu dan tempe di pasar dan pedagang keliling di sekitar rumahnya di kawasan Kota Tangerang, tetapi tak membuahkan hasil.

Diana sebelumnya sudah mendapatkan kabar bahwa tahu dan tempe bakal menghilang dari pasaran dan pedagang sayur keliling.

“Dan ternyata di saat sudah blenger makan ikan dan ayam, yang dicari tahu dan tempenya enggak ada. Rasanya tuh kehilangan,” ujar Diana kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021) siang.

Baca juga: Tahu dan Tempe Menghilang, Pedagang Gorengan Keluhkan Omzet Berkurang

Biasanya, tempe menjadi hidangan wajib di meja makan rumah Diana. Bagi Diana, tak akan bosan menyantap tempe setiap hari.

Eka (28) juga sudah tiga hari tak berhasil mendapatkan tahu. Eka diberitahu pedagang sayur keliling bahwa harga kacang kedelai sedang mahal.

“Sedih banget dan pusing enggak ada tahu-tempe. Mana suami gue kan enggak makan daging ya. Ada tahu-tempe aja, gue sudah pusing mau gue masak model apa lagi. Lah sekarang gue LDR (long distance relationship) sama tahu-tempe. Sedih hati gue,” ujar Eka kepada Kompas.com.

Baca juga: Produsen Mogok Produksi, Tukang Gorengan Tak Jual Tahu dan Tempe

Sementara itu, Viema Mirzalita (28) mencari tempe ke warung dan pasar di kawasan Tangerang Selatan.

Ia mencari tempe lantaran ingin menyantap tempe krispi.

“Kalau lagi pengin banget tempe gini, ya kesel enggak ada tempe. Apalagi gue lama banget enggak makan tempe. Ya tiba-tiba aja pengin masak sayur sama goreng tempe krispi. Enak kan ya krenyes-krenyes,” ujar Viema.

Sebelumnya, Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta memastikan para perajin tahu-tempe telah melakukan mogok produksi sejak malam Tahun Baru atau 1-3 Januari 2021.

Baca juga: Tempe dan Tahu Menghilang, Pedagang Gorengan di Jakarta Menjerit

Hal tersebut sebagai respons perajin terhadap melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe-tahu, dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.

"Perajin tempe-tahu alhamdulillah kompak untuk kebersamaan dan waktu mogok kompak selama tiga hari," ujar Sekretaris Puskopti DKI Jakarta Handoko Mulyo kepada Kompas.com, Minggu.

Menurutnya, Puskopti DKI Jakarta telah mengajukan tiga tuntutan para perajin tahu-tempe kepada pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com