Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahu dan Tempe Menghilang, Emak-emak: Uang Belanja Jadi Mahal

Kompas.com - 03/01/2021, 19:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah emak-emak mengaku uang belanja menjadi naik akibat hilangnya tahu dan tempe dari pasaran.

Mereka sementara terpaksa harus mengganti lauk pauk berupa tahu dan tempe jadi daging ayam serta ikan.

Eka (28), mengaku tak mendapatkan stok tahu dan tempe di pasar maupun pedagang sayur keliling di dekat rumahnya.

Pedagang sayur keliling memberi tahunya bahwa tahu dan tempe sedang mahal.

“Padahal tahu-tempe adalah jalan ninja (pintas) ibu-ibu yang mau ngirit uang belanja bulanan,” kata Eka kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Baca juga: Pedagang Tahu Tempe di 2 Pasar Kota Tangerang Tutup Kios Imbas Naiknya Harga Kedelai

Eka mengaku kesulitan mencari menu makan selain tahu dan tempe lantaran suaminya tak memakan daging. Jika beralih ke telur, Eka menyebutkan harganya pun sedang naik.

“Mana telur sekarang Rp 30.000 sekilo. Tadinya cuma Rp 22.000 sekilo,” tambah Eka.

Henny Setia (30), warga asal Depok, mengatakan, tahu dan tempe biasanya menjadi hidangan wajib bagi keluarganya.

Namun, beberapa hari belakangan, tahu dan tempe menghilang di pasaran sehingga terpaksa mengganti ke lauk pauk jenis lainnya.

“Wah jadi mahal nih belanja lauknya ikan sama ayam. Tahu dan tempe kayak udah menu wajib biasanya, terus enggak ada, ya kecewa,” ujar Henny.

Baca juga: Hilangnya Tahu-Tempe di Pasaran yang Bikin Emak-emak Pusing dan Sedih

Uang belanja untuk makan keluarga terpaksa dibelanjakan lauk daging ikan dan ayam.

Padahal, Henny bisa mengirit uang belanja dengan membeli lauk berupa tahu dan tempe.

“Cuma enggak ada tahu-tempe, mau enggak mau gue jadi belinya daging kan buat protein dan lauk-lauk gitu,” ujar Henny.

Hilangnya tahu dan tempe di pasaran membuat emak-emak pusing dan sedih. Mereka sudah terbiasa menyantap tahu dan tempe sebagai lauk pauk harian.

Sebelumnya, Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta memastikan para perajin tahu-tempe telah melakukan mogok produksi sejak malam Tahun Baru atau 1-3 Januari 2021.

Baca juga: Tempe dan Tahu Menghilang, Pedagang Gorengan di Jakarta Menjerit

Hal tersebut sebagai respons perajin terhadap melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe-tahu, dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.

"Perajin tempe-tahu alhamdulillah kompak untuk kebersamaan dan waktu mogok kompak selama 3 hari," ujar Sekretaris Puskopti DKI Jakarta Handoko Mulyo kepada Kompas.com, Minggu.

Menurut dia, Puskopti DKI Jakarta telah mengajukan tiga tuntutan para perajin tahu-tempe kepada pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com