JAKARTA, KOMPAS.com - Tempe kembali dijual di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, pada Senin (4/1/2021).
Para pedagang tempe kembali berjualan setelah mogok selama tiga hari, yakni pada 1-3 Januari 2021.
Pedagang tempe sempat mogok berjualan karena protes atas naiknya harga kedelai yang merupakan bahan baku tempe.
Meski pada hari ini dijual kembali di Pasar Induk Kramatjati, harga tempe menjadi naik.
"Yang sebelumnya Rp 5.000, naik ke Rp 6.000. Yang sebelumnya Rp 8.000, naik ke Rp 9.000. Ada juga yang kecil, per potong naik dari Rp 500 ke Rp 600," kata Khairul Anam (30), salah satu pedagang tempe di Pasar Induk Kramatjati, saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Usai Mogok 3 Hari, Pedagang Tempe di Pasar Induk Kramatjati Mulai Berjualan Lagi
Khairul mengaku kecewa dengan naiknya harga kedelai. Oleh karena itu, ia dan para pedagang tempe lainnya memutuskan untuk mogok berjualan selama tiga hari.
Pedagang tempe lainnya, Baroti (45), berharap harga kedelai tidak naik lagi.
"Kalau naik lagi ya terpaksa naikin harga tempe, atau harganya sama tetapi tempenya jadi lebih kecil," kata Baroti.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, harga tahu dan tempe di Jakarta naik 5-8 persen.
"Hari ini memang benar ada penyesuaian harga dari kawan-kawan (produsen tahu-tempe)," ujar Suharini, Senin.
Baca juga: Tahu Tempe Sempat Langka, IKAPPI Desak Kemendag Tekan Importir Tak Naikkan Harga Kedelai
Suharini menjelaskan, harga tahu dan tempe naik karena harga bahan baku berupa kedelai juga naik.
"Kalau teman-teman sendiri memang kami paham, begitu bahan bakunya tinggi, ongkos produksinya lebih tinggi, pasti ongkos produksi tinggi pasti ke depan harga (tahu-tempe) akan dinaikkan," ucap Suharini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.