Biasanya, Khairun mampu memproduksi 130 kilogram tempe dalam sehari.
Namun, pada hari ini, ia hanya memproduksi 100 kilogram tempe.
Baca juga: Tempe Dijual Lagi di Pasar Induk Kramatjati, tapi Harganya Naik
Meskipun demikian, Khairun mengaku bersyukur masih bisa memproduksi tempe di tengah naiknya harga kedelai.
Sebab, beberapa rekan pedagang tempe yang Khairun kenal harus gulung tikar sebab tak mampu menutupi ongkos produksi yang meningkat.
"Teman-teman yang produksi 30 kilo sehari, yang nyewa (tempat produksi) itu ada yang pulang kampung, pada gulung tikar," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, produsen tahu dan tempe di DKI Jakarta mulai mogok produksi sejak Kamis (31/12/2020) hingga Minggu (3/1/2021).
Aksi mogok selama tiga hari diserukan Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta seiring melonjaknya harga kedelai, dari Rp 7.200 menjadi Rp 9.200 per kilogram.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.