JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 yang terus bertambah di Jakarta membuat ketersediaan tempat tidur rumah sakit rujukan di ibu kota kian menipis. Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet pun harus mengantre saat merujuk pasien gejala berat ke RS rujukan.
Hingga 2 Januari 2021, kasus aktif Covid-19 di Jakarta tercatat sebanyak 15.471 atau meningkat 18 persen dari dua pekan sebelumnya yakni 13.066 kasus.
Peningkatan jumlah kasus aktif Covid-19 itu berdampak pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.
Baca juga: Rumah Sakit Penuh, RSD Wisma Atlet Pun Harus Antre untuk Rujuk Pasien Covid-19 Gejala Berat
Hingga 3 Januari 2021, dari 7.379 tempat tidur isolasi, sudah terisi 6.385 tempat tidur. Artinya, hanya tersisa 13 persen tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19.
Sementara itu, dari 960 tempat tidur ICU, sudah terisi 79 persen atau 762 tempat tidur.
Pihak RSD Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat kini mengaku kesulitan saat akan merujuk pasien dengan gejala berat ke rumah sakit lain.
"Di luar penuh semua. Kami pun merujuk ke ICU permanen di RS rujukan antre juga," kata Komandan RSD Wisma Atlet Letnan Kolonel Laut drg M Arifin kepada Kompas.com, Senin (4/1/2021).
RS Wisma Atlet akhirnya tetap melakukan perawatan sementara waktu kepada pasien gejala berat sambil menunggu ruang intensive care unit (ICU) di RS lain tersedia.
Arifin mengemukakan bahwa RSD Wisma Atlet sejak awal tak didesain untuk menampung pasien Covid-19 dengan gejala berat. Karena bentuknya adalah apartemen, RSD Wisma atlet ini hanya didesain untuk menampung pasien tanpa gejala, gejala ringan dan sedang.
Hal ini terlihat dari fasilitas RSD Wisma Atlet yang tak memiliki ruang ICU. RS Wisma Atlet hanya memiliki 45 tempat tidur high care unit (HCU) serta 5 tempat tidur ICU transisi.
HCU levelnya di atas kamar perawatan biasa tetapi masih di bawah ICU. Sementara ICU transisi merupakan tempat perawatan untuk menstabilkan kondisi pasien yang hendak dibawa ke ICU permanen rumah sakit rujukan.
"Ya kami bisa backup di HCU tapi penuh juga," ujar Arifin.
Arifin menyebutkan, pasien dengan gejala berat di RSD Wisma atlet umumnya mengalami sesak napas karena saturasi oksigen rendah. Jumlah pasien dengan kategori ini meningkat dalam beberapa waktu terakhir seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Ibu Kota.
"Sekarang ini sedang naik pasien yang datang dengan saturasi oksigen rendah," kata Arifin.
Batas aman kadar oksigen dalam darah adalah 96 persen. Namun, banyak pasien Covid-19 yang datang dengan saturasi oksigen jauh di bawah standar itu sehingga kondisinya memburuk.