"Saya sudah jelaskan ke pihak keluarga tentang ketidaknyamanan pelayanannya. Saya juga sudah meminta maaf atas nama RSUD apabila ada hal-hal yang tidak berkenan. Kami datang ke rumah duka di Leuwiliang hari itu juga. Kami menyampaikan bela sungkawa dan permohonan maaf," ucap Taufik.
Taufik mengakui kelalaian komunikasi yang dilakukan petugas rumah sakit yang menyebabkan peristiwa tertukarnya jenazah.
Ia menjelaskan petugas di bagian keperawatan dan petugas pemusaraan yang bertugas di hari itu tidak bertemu sehingga menimbulkan dugaan terjadinya jenazah yang tertukar.
Petugas pemusaraan yang datang ke ruang perawatan mengambil jenazah tanpa ada komunikasi dan membawanya ke ruangan forensik.
"Hari itu saya tidak tahu apa yang terjadi sehingga petugas pemusaraan langsung membawa jenazah ke ruangan forensik. Ini yang kemudian menimbulkan dugaan dari pihak keluarga ada jenazah yang tertukar dan adanya kelalaian dari pihak rumah sakit," imbuhnya.
"Akhirnya kita coba perbaiki, kita ikuti tuntutan dari pihak keluarga. Saya juga ditahan ngga apa-apa, sampai selesai saya dampingi pihak keluarga sampai ke ruangan isolasi batu tulis bagian belakang rumah sakit dengan petugas bagian pemusaraan dua orang. Kemudian dua petugas pemakaman ini mencari jenazah atas nama ibu WT," tutur Taufik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.