TANGERANG, KOMPAS.com - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan di seluruh sekolah Kota Tangerang, sudah berlangsung selama dua hari atau sejak Senin (4/1/2021) kemarin.
Kekecewaan pun dirasakan oleh SMAN 7 Kota Tangerang.
Wakil Kepala Kesiswaan SMAN 7 Kota Tangerang Dikdik M Hirza mengaku sempat kecewa dengan diadakannya PJJ semester genap tahun ini.
Penerapan kembali PJJ pada periode tahun ajaran 2020/2021 ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) No 420/5805-Disdik yang diterbitkan 28 Desember 2020 lalu.
Baca juga: PJJ Alami Banyak Kendala di Tiap Daerah
Namun, Dikdik mengatakan bahwa kekecewaan pihak SMAN 7 Kota Tangerang sudah ada sejak awal PJJ diberlakukan di wilayah Kota Tangerang pada tahun lalu.
"Sebenarnya ya kami kecewa sudah lama. Jadi, pas kemarin PJJ lagi, ya kecewa juga sedikit. Tapi, ya kami paham kenapa harus PJJ lagi," tutur Dikdik ketika ditemui di SMAN 7 Kota Tangerang, Selasa (5/1/2021) sore.
Walau banyak pihak di SMAN 7 Kota Tangerang yang sempat merasa kecewa, tetapi Dikdik mengaku bila antusiasme para siswa saat mengikuti proses pembelajaran tidak berkurang karena harus melakukan PJJ.
"Tapi, di semester genap ini, saya sendiri melihat antusiasme siswa-siswa kami meningkat," ujarnya.
Baca juga: Meski Tak Sempurna di PJJ, Kemendikbud: Jangan Rendahkan Guru
Antusiasme itu Dikdik lihat dari presentasi kehadiran para siswa yang ada selalu penuh setiap durasi pembelajaran.
"Kebetulan saya hari ini mengajar, semua siswa saya hadir. Mereka masih semangat belajar," ucap Dikdik.
Menurut dia, antusiasme para siswa di semester genap meningkat karena mereka akan berhadapan dengan ujian kenaikan kelas pada pertengahan tahun mendatang.
"Yang merasa nilainya kurang bagus, ya jadi semangat belajar. Umumnya di semester genap memang seperti itu," kata Dikdik.
Kendati demikian, Dikdik menyebut pembelajaran tatap muka tetap jauh lebih efektif dibangingkan dengan sistem PJJ.
Baca juga: Survei Sebut 49 Persen Guru Setuju Tatap Muka 2021, Ini Alasannya
Pasalnya, interaksi antara siswa dengan guru akan lebih terasa saat diberlakukannya pembelajaran secara tatap muka.
"Kalau pas mengajar, interaksi itu kan sangat penting ya. Jadi pas tatap muka kan jauh lebih kerasa interaksinya," kata Dikdik.