Risma juga menemukan sejumlah gelandangan yang tak memiliki rumah di Jakarta.
Ia kemudian menghampiri dan mengajak para tunawisma tersebut untuk berdialog.
"Ikut saya ya Pak, nanti saya carikan Balai. Nanti ada temannya banyak, nanti masih bisa mulung. Saya bantu cari kerjaan, supaya bisa makan, supaya bisa tidur, enggak kehujanan," kata Risma mengajak salah seorang gelandangan.
“Ibu mau ikut saya ya. Nanti saya kasih tempat tinggal. Mau ya? Mau? Tapi ibu jangan kemana-mana. Nanti ada yang jemput,” kata Risma.
Menanggapi gelandangan yang ditemukan Risma di kawasan Sudirman-Thamrin itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan mereka merupakan gelandangan musiman.
Baca juga: Mensos Risma Temukan Gelandangan di Sudirman-Thamrin, Wagub DKI: Itu Musiman
"Musiman, itu musiman seperti itu terjadi juga waktu awal-awal (pandemi) Covid-19, itu awal (memasuki bulan) Ramadhan juga terjadi beberapa tempat," ujar Ariza saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Ariza mengatakan, gelandangan musiman ini tidak hanya terlihat di kawasan Sudirman-Thamrin, tetapi juga ada di beberapa pinggir jalan trotoar lainnya.
"Kejadiannya persis seperti kalau bulan Ramadan, berharap warga yang mampu yang lewat memberikan bantuan," tutur Ariza.
Pemprov DKI Jakarta sendiri, lanjut Ariza, sudah melakukan upaya maksimal untuk mengurangi bahkan menghilangkan adanya gelandangan di Jakarta. Namun, mereka tetap kembali lagi ke kawasan semula hingga ditemukan oleh Risma.
Blusukan intensif yang dilakukan Risma pun menuai tanggapan pro dan kontra. Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menganggap blusukan Risma itu dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.
"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan, norak jadinya. Yang dilakukan Bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa.
Baca juga: Ketika Blusukan Risma di Jakarta Tuai Beragam Komentar dan Dianggap Lebay...
Sementara itu, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto membela blusukan yang dilakukan kader partainya itu.
Menurut Hasto blusukan yang dilakukan Risma menunjukkan kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat.
Dia bahkan menilai tradisi blusukan mesti dijadikan kultur kepemimpinan nasional.
"Tradisi blusukan ini juga dilakukan oleh Presiden Jokowi sebelumnya ketika beliau menjadi gubernur, sehingga ini harus menjadi bagian kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," kata Hasto dalam keterangan tertulis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.