Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Blusukan Risma di Jakarta Selama Sepekan Menjadi Mensos

Kompas.com - 06/01/2021, 12:46 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mulai melakukan manuver sejak hari pertama ia bertugas pada 28 Desember 2020.

Risma sudah blusukan ke sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta, mulai dari bantaran Sungai Ciliwung hingga kawasan Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin.

Ketika blusukan, Risma menjanjikan sejumlah hal di antaranya perbaikan ekonomi, pendidikan, hingga tempat tinggal.

Berikut kegiatan blusukan Risma di wilayah DKI Jakarta sejak hari pertama ia bekerja sebagai Mensos.

Baca juga: Janji-janji Mensos Risma, dari Pendidikan sampai Tempat Tinggal Layak...


28 Desember 2020

Risma blusukan ke bantaran Sungai Ciliwung di sekitar Kantor Kemensos RI hingga kolong fly over Pramuka, Jakarta Pusat. Di sana, Risma bertemu para gelandangan dan pemulung yang bermukim dengan rumah semi permanen.

Risma melihat secara langsung hunian dengan kasur gulung lusuh, lemari butut, alat-alat mandi, serta sandal jepit terserak.

Mantan Wali Kota Surabaya itu bahkan berbincang dengan seorang pemulung yang mengaku memperoleh penghasilan sebesar Rp 800.000 setiap bulan.

Risma lantas menjanjikan tempat tinggal yang layak dan mengajari para pemulung untuk memiliki usaha mandiri.

Baca juga: Ketika Warga Kolong Fly Over Tolak Tawaran Risma hingga Berujung Pembongkaran

"Bapak-ibu saya carikan ‘rumah’ jadi enggak perlu ada biaya ngontrak. Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kaya gini, ya. Mau ya," kata Risma.

Tak hanya janji tempat tinggal layak, Risma juga menyatakan rencana meyulap kolong fly over menjadi taman. Dia pun akan merekolasi gelandangan dan pemulung yang tinggal di kolong fly over.

Meskipun begitu, Lurah Pegangsaan Parsiyo mengatakan, rencana Risma mendapat penolakan dari warga setempat. Sebab, mereka menilai lokasi rumah baru jauh dari tempat kerja mereka.

"Warga ditawarkan belum ada jawaban mau. Intinya mereka menolak," ucapnya.

Parsiyo pun kemudian menyampaikan ke Risma bahwa Pemprov DKI Jakarta juga sudah berkali-kali menawarkan warga kolong flyover itu untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Namun, warga selalu menolak karena lokasinya yang jauh.

Keesokan harinya yakni 29 Desember 2020, semua bangunan bedeng di kolong fly over dibongkar petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).

Baca juga: Usai Ditinjau Risma, Kolong Fly Over Belakang Kemensos Akan Dijadikan Taman

Kolong fly over itu rencananya akan disulap menjadi taman dan tempat rekreasi warga.

Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, penataan kolong jembatan ini terinspirasi dari Terowongan Kendal.

“Akan dibuat mural, bisa buat anak-anak bermain juga. Menjadi tempat rekreasi dan interaksi. Kami tak mau kolong jembatan ini jadi kumuh, nanti ditempati tunawisma lagi,” ujarnya.

30 Desember 2020

Dua hari berselang dari blusukan pertama, Risma kembali blusukan ke kawasan kumuh kolong Tol Gedong Panjang, Pluit, Penjaringan, Jakarta Pusat.

Dalam blusukannya, Risma bertemu dengan anak-anak yang tinggal di lingkungan itu. Risma kemudian menjanjikan sekolah dan beasiswa untuk anak-anak di kawasan tersebut. Menurut Risma, pendidikan merupakan satu langkah untuk merubah nasib.

"Nanti Ibu carikan sekolah, nanti Ibu carikan beasiswa, ya? Wis, iso pasti kok, ya? Nanti kalau sudah itu buktikan pada dunia," kata Risma melalui tayangan video Kompas TV, Kamis (31/12/2020).

Risma pun mengajak warga yang tinggal di kolong tol untuk lebih berdaya dengan menerima program pendampingan dari Kementerian Sosial.

Baca juga: Risma Ingin Giatkan Kolam Lele untuk Warga di Balai-balai Kemensos

Dia berjanji untuk memberdayakan para wanita melalui usaha mikro seperti membuka usaha warung pecel lele. Sementara itu, kaum laki-laki tetap mencari nafkah sebagai pemulung.

Dengan demikian, penghasilan keluarga bisa bertambah dan kondisi ekonomi warga menjadi lebih baik.

"Ibunya nanti kita ajari cari uang. Di belakang itu ada lele, nanti bisa saya ajari gimana buat pecel lele, atau buat yang lain, nanti kita bisa jual," ujar Risma.

4 Januari 2021

Risma kembali menyapa gelandangan atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) saat menyusuri jalur pedestrian di Jalan MH Thamrin, tepatnya di sisi kanan Plaza UOB, Jakarta Pusat.

Di sana, dia menemui tiga PMKS dan menanyakan asal kampung halaman. Risma kemudian mengajak mereka untuk mengikuti pembinaan.

Dalam perbincangan dengan Mensos, salah satu warga PMKS diketahui bernama Fitri.

Kepada Fitri, Mensos menyampaikan berbagai pertanyaan seputar nama dan tempat tinggal.
“Tinggal dimana?” tanya Risma.

Fitri hanya menjawab pendek. “Tidak punya rumah” jawab dia.

Baca juga: Satpol PP Razia Gelandangan di Sekitar Menteng dan Sudirman-Thamrin, 29 Orang Terjaring

Selebihnya pertanyaan Mensos tidak banyak dibalas oleh perempuan yang diduga menderita kusta ini.

Risma juga menemukan sejumlah gelandangan yang tak memiliki rumah di Jakarta.

Ia kemudian menghampiri dan mengajak para tunawisma tersebut untuk berdialog.

"Ikut saya ya Pak, nanti saya carikan Balai. Nanti ada temannya banyak, nanti masih bisa mulung. Saya bantu cari kerjaan, supaya bisa makan, supaya bisa tidur, enggak kehujanan," kata Risma mengajak salah seorang gelandangan.

“Ibu mau ikut saya ya. Nanti saya kasih tempat tinggal. Mau ya? Mau? Tapi ibu jangan kemana-mana. Nanti ada yang jemput,” kata Risma. 

Menanggapi gelandangan yang ditemukan Risma di kawasan Sudirman-Thamrin itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan mereka merupakan gelandangan musiman.

Baca juga: Mensos Risma Temukan Gelandangan di Sudirman-Thamrin, Wagub DKI: Itu Musiman

"Musiman, itu musiman seperti itu terjadi juga waktu awal-awal (pandemi) Covid-19, itu awal (memasuki bulan) Ramadhan juga terjadi beberapa tempat," ujar Ariza saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (5/1/2021).

Ariza mengatakan, gelandangan musiman ini tidak hanya terlihat di kawasan Sudirman-Thamrin, tetapi juga ada di beberapa pinggir jalan trotoar lainnya.

"Kejadiannya persis seperti kalau bulan Ramadan, berharap warga yang mampu yang lewat memberikan bantuan," tutur Ariza.

Pemprov DKI Jakarta sendiri, lanjut Ariza, sudah melakukan upaya maksimal untuk mengurangi bahkan menghilangkan adanya gelandangan di Jakarta. Namun, mereka tetap kembali lagi ke kawasan semula hingga ditemukan oleh Risma.

Pro dan Kontra Blusukan Risma

Blusukan intensif yang dilakukan Risma pun menuai tanggapan pro dan kontra. Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menganggap blusukan Risma itu dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.

"Jangan lebay aja, dikemas berlebihan, norak jadinya. Yang dilakukan Bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa.

Baca juga: Ketika Blusukan Risma di Jakarta Tuai Beragam Komentar dan Dianggap Lebay...

Sementara itu, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto membela blusukan yang dilakukan kader partainya itu.

Menurut Hasto blusukan yang dilakukan Risma menunjukkan kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat.

Dia bahkan menilai tradisi blusukan mesti dijadikan kultur kepemimpinan nasional.

"Tradisi blusukan ini juga dilakukan oleh Presiden Jokowi sebelumnya ketika beliau menjadi gubernur, sehingga ini harus menjadi bagian kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," kata Hasto dalam keterangan tertulis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com