Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anak Korban Pencabulan Pengurus Gereja di Depok Bangkit dari Trauma...

Kompas.com - 07/01/2021, 06:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Sebagai gambaran, laporan polisi sudah dibuat pada 24 Mei 2020 yang berujung penangkapan Syahril pada 4 Juni 2020.

Sementara itu, baru pada 27 Agustus 2020 atau sekitar 3 bulan sejak laporan polisi dibuat, berkas perkara pencabulan oleh Syahril dilimpahkan polisi ke kejaksaan.

Baca juga: Pengurusnya Lakukan Pencabulan, Gereja di Depok Janji Bantu Pulihkan Trauma Para Korban

Peliknya berurusan dengan anak-anak, dengan pelaku yang notabene pejabat gereja, serta aparat penegak hukum yang lamban, membuat Tigor mengapresiasi ngototnya pihak korban membuka kasus ini.

Ia memuji keberanian korban mematahkan tabu dengan menggugat Syahril yang memang tak boleh kebal hukum atas perbuatan bejatnya hanya karena berstatus pengurus senior gereja.

"Pilihan berjuang secara terbuka melalui langkah hukum bukanlah jalan mudah. Banyak tekanan dan tambahan beban yang biasanya akan diarahkan kepada para korban kekerasan seksual," ungkap Tigor.

"Tidak menutupi fakta kekerasan seksual yang dialami dan melaporkannya ke polisi adalah sikap berani berjuang bagi sesama dan memutus rantai kejahatan kekerasan seksual," lanjutnya.

Memulihkan trauma

Memproses perkara ini ke pengadilan adalah satu hal, namun membangkitkan mental anak-anak dari trauma hebat adalah hal lain.

Konseling berulang kali di gereja dan keluarga perlahan membuahkan hasil bagi anak-anak korban pencabulan Syahril.

Tak bisa dinafikan, dukungan yang deras mengalir membuat M dan anaknya lebih cepat pulih.

"Setelah mengikuti prosesnya, dari suster yang mendampingi, Pak Tigor, bahwa dia (anak) tuh enggak salah, yang salah itu pelaku, di situ dia mulai terbentuk, terbentuk, terbentuk, dan saya suka sekali dengan perubahan dia," ujar M soal pemulihan psikologis anaknya.

"Saya juga bilang sama dia bahwa, 'Kita tidak sendiri. Masih banyak mereka yang mendukung kita dan tidak seperti yang kamu kira bahwa kamu orang yang menjijikan atau orang yang memalukan, kamu masih bisa bangkit'."

M senantiasa menemani anaknya pergi ke mana pun, termasuk bila hendak berkumpul dengan teman-temannya.

Meski harus tampak tegar di hadapan anaknya, M mengaku, ia sempat menaruh dendam terhadap Syahril yang telah mencabik-cabik harga diri keluarganya dan menikam luka terhadap buah hatinya.

Baca juga: Terungkapnya Pencabulan Anak-anak oleh Pengurus Gereja di Depok

Seiring waktu berjalan, M coba pasrah dan menyingkirkan dendam itu, tetapi butuh proses untuk sepenuhnya berdamai dengan keadaan.

"Saya bilang, 'Mama sebal kalau lewat sini'," kata M tatkala bersama anaknya melintasi lokasi pencabulan oleh Syahril.

Tanpa ia sangka, anaknya justru menjawab, "Yang salah kan bukan tempatnya, Ma, tapi pelakunya."

Pada titik ini, barangkali M mendapati bahwa anaknya boleh jadi lebih dulu berhasil keluar dari jurang trauma ketimbang dirinya.

Kemarin, pembacaan vonis maksimum terhadap Syahril di pengadilan, boleh jadi terdengar di telinga M dan seluruh korban pencabulan Syahril seperti dentangan lonceng yang menandai kemenangan kecil bagi mereka.

Kemenangan kecil yang disyukuri.

"Saya peluk dia, saya katakan, tidak ada doa yang mustahil. Puji Tuhan, sekarang (keadaan anak) lebih baik. Banyak ngobrol, banyak bicara," tutup M.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com