"Jadi kami hanya punya bed di kisaran 24 ribuan di mana bila 50 persen untuk Covid maka kami hanya mampu potensi pengembangan di 3.678 TT lagi (untuk tempat isolasi)," ujar dia.
Sementara tempat tidur ICU atau untuk perawatan intensif hanya bisa bertambah di angka 369 tempat tidur.
Dia mengatakan, ada kemungkinan penambahan kapasitas tempat tidur dilakukan secara masif, akan tetapi harus dengan mengorbankan tempat tidur bagi perawatan penyakit lain.
"Dengan ketentuan lain bahwa 30 persen (untuk pasien) noncovid, 70 persen (untuk pasien) Covid-19 seperti pada bulan Maret-April yang lalu pada saat kita PSBB ketat," ucap dia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Senin lalu mengatakan, Jakarta kekurangan 2.676 tenaga kesehatan untuk mengurus pasien Covid-19 di Jakarta.
"Kemudian SDM-ya juga kurang dan perlu penambahan kompetensi dasar. Selain jumlah (tenaga kesehatan) juga kompetensinya (harus ditambah)," kata Weningtyas.
Petugas untuk menangani mesin dan alat-alat kesehatan juga kurang. Kendala yang kerap terjadi adalah saat petugas perawat mesin atau engineer enggan bertugas di RS Covid karena takut tertular.
Riza Patria pernah mengatakan, ada 30 persen pasien Covid-19 yang dirawat bukan merupakan warga Jakarta.
"(Sebanyak) 20 sampai 30 persen kasus di Faskes DKI Jakarta adalah warga Bodetabek," kata Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.