JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan grafik kasus Covid-19 di Jakarta selama pandemi. Dalam paparannya, Anies menyebut kasus Covid-19 di ibu kota harusnya sudah turun, namun kembali naik karena diintervensi oleh libur panjang.
Anies menjelaskan, saat penerapan pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) angka kasus positif COVID-19 di DKI sempat menurun. PSBB pertama saat itu diterapkan pada pertengahan bulan April hingga Juni 2020.
"Di sini, saat kita melakukan pembatasan, jumlah kasus mulai melandai. Jadi, sesudah ada intervensi lewat PSBB, lalu mulai merata," kata Anies dalam konferensi pers virtual, Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Ini Aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Jakarta pada 11-25 Januari
Lalu, pada bulan Juni DKI mulai menerapkan PSBB transisi. Ketika masuk transisi mulai ada pelonggaran-pelonggaran. Kasus positif pun mulai bergerak lagi.
Namun puncaknya adalah di pertengahan Agustus saat ada cuti bersama dan liburan yang cukup panjang.
"Dan apa yang terjadi, dua minggu setelah libur panjang, penambahan kasus harian dan penambahan kasus aktif melonjak dengan amat cepat," ucap Anies.
Lonjakan terjadi hingga 49 persen atau dari 7.960 kasus aktif menjadi 11.824 kasus aktif. Kematian juga meloncat hingga 17 persen.
Baca juga: 25 Kelurahan di Jakarta dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi, Terbanyak di Jaktim
Merespons hal itu, Anies kemudian menarik rem darurat pada 14 September dan PSBB dikembalikan seperti semula.
"Dan apa yang terjadi? Melandai. Bahkan kemudian kita menyaksikan adanya penurunan yang signifikan. Di situ terjadi penurunan," kata Anies.
Anies menyebut, berkat pengetatan PSBB ini, penurunan kasus mencapai 50 persen dari 13.000 kasus aktif menurun hingga 6.000 kasus.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.