JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga para korban pesawat jatuh Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 mulai berdatangan ke posko crisis center yang dibangun pihak maskapai di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (10/1/2021).
Dengan hati berduka, mereka datang ke posko untuk mengetahui informasi tentang keluarga yang jadi penumpang pesawat tersebut.
Mereka menyampaikan harapan hingga kenangan dengan korban sebelum pesawat jatuh.
Riski Kurniawan mengaku lemas setelah mendapat kepastian bahwa anggota keluarga besarnya menjadi korban dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Sabtu (9/1/2021).
Pria yang juga bekerja di salah satu maskapai di Indonesia itu langsung menyampaikan informasi terkait korban kepada keluarga besarnya.
"Ini saya kerja terbang juga kemarin, enggak bisa ngomong-ngomong apa lagi. Saya sudah lemes. Hari ini makanya saya datang ke sini buat nyari informasi itu," kata dia di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu.
Riski berujar, ada lima anggota keluarga besarnya yang menjadi penumpang Sriwijaya Air SJ 182. Satu orang di antaranya merupakan bayi.
"Di manifes namanya Rizky Wahyudi dipanggil Kiki, Rosiana Wahyuni, mamanya, sama dua anak. Satu (anak) umur 12 tahun, satu bayi masih 6-7 bulan," ujar Riski.
Baca juga: 5 Anggota Satu Keluarga Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182
Riski mengatakan, sepupunya yang bernama Kiki tengah berdinas di Pontianak, Kalimantan Barat, dalam waktu yang lama.
Oleh karena itu, Kiki memboyong istri, anak-anak, dan ibunya ke sana.
Kelimanya berangkat bersama-sama dari Bangka menuju Jakarta dan sempat menemui keluarga.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air pada Sabtu lalu.
Sebelumnya, Rizky sempat berkomunikasi dengan Riski melalui grup WhatsApp keluarga.
Korban dan keluarganya membagikan foto ke grup saat sedang menyantap durian bersama.
Momen santap durian itu dilakukan kala Rizky dan keluarga tengah berada di Bangka.
"Istri dan anaknya kan di Palembang, ibu dan keponakannya di Bangka. Jadi mereka kumpul di Bangka. Jadi sebelum berangkat, dia sudah foto-foto dia, makan durian. Kan di Bangka lagi musim durian," kata Riski.
Baca juga: Riski Lemes Dapat Kepastian 5 Anggota Keluarga Besarnya Jadi Korban Sriwijaya Air
Percakapan di grup WhatsApp itu menjadi komunikasi terakhir Riski dengan sepupunya itu.
"Terakhir kontak kemarin sebelum dia berangkat. Dia bilang, lu enggak nyamperin gue nih? karena kan dia transit dari Bangka-Jakarta, Jakarta-Pontianak," ungkapnya.
Tak hanya Riski Kurniawan, Irfan Defrizon juga tengah dilanda duka.
Adiknya yang bernama Isti Yudha Prastika menjadi salah satu penumpang Sriwijaya Air yang jatuh.
Walau sudah mengikhlaskan kepergian Isti, Irfan berharap tim SAR dapat menemukan jenazah adiknya itu.
"Kami hanya berharap jasadnya, bisa nyekar, bisa ngeliat kuburannya... kalau suatu waktu bisa ziarah. Jangan sampai enggak ditemukan jasadnya," kata Irfan di Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu sore.
Baca juga: Keluarga Korban Sriwijaya Air: Kami Berharap Jenazah, Bisa Nyekar, dan Lihat Kuburannya
Isti yang bekerja sebagai pramugari Nam Air itu diketahui pergi ke Pontianak untuk urusan pekerjaan.
Kala Irfan mendapatkan kabar pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak hilang kontak, dia berusaha menenangkan diri dan berharap itu bukan pesawat yang ditumpangi adiknya.
Namun, tak lama kemudian, Irfan akhirnya menerima kabar duka itu.
"Sekitar jam lima lewat, saya dapat kabar dari kakak saya bahwa adik ada di dalam situ, sudah enggak ada. Saya tanya, enggak ada gimana, katanya, ya itu ada di dalam Sriwijaya yang jatuh. Dia tahu dari suaminya (Isti)," ungkapnya.
Saat ini, kata Irfan, pihak keluarga hanya pasrah sambil terus mencari informasi dan menunggu kabar lebih lanjut mengenai keberadaan Isti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.