JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru aktif, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Basarnas telah mengerahkan kapal dan sea-rider menuju lokasi jatuhnya pesawat. TNI AL juga telah mengirimkan kapal ke lokasi tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
Baca juga: Fakta-fakta Hari Kedua Pencarian Sriwijaya Air, Turbin Ditemukan hingga Black Box Terdeteksi
Sementara itu, proses identifikasi pun mulai dilakukan dengan mengumpulkan data antemortem dari keluarga krban.
Komandan Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kombes Heri Wijatmoko mengatakan, dalam pemeriksaan, tim DVI RS Polri melibatkan beberapa pihak, yakni 51 ahli dari postmortem dan 25 ahli forensik, ontologi, forensik, dan toksikologi forensik, dan lain-lain.
Selain itu, tim DVI RS Polri juga bekerja sama dengan maskapai untuk mendapatkan data dan rekaman kamera CCTV dari penumpang.
"Nantinya kami capture satu per satu dari masing-masing penumpang pada saat boarding," kata Heri.
Tim DVI juga membuka hotline center yang beroperasi 24 jam untuk memberikan informasi bagi keluarga korban di nomor 081235039292.
Baca juga: RS Polri Buka Hotline untuk Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Kepala RS Polri Brigjen Pol Asep Hendradiana menuturkan, RS Polri juga telah menyiapkan pendampingan bagi keluarga, termasuk menyediakan psikolog.
"Ada tenda atau posko pendampingan keluarga. Jadi, keluarga yang menyampaikan antemortem nanti bisa beristirahat. Kami siapkan psikolog yang akan membantu trauma healing dan menenangkan keluarga dan sebagainya, di posko pendampingan keluarga," ujar Asep.
Hingga Minggu (10/1/2021) sore, Tim DVI telah menerima tujuh kantong jenazah dan 21 sampel DNA dari keluarga korban.
Dengan demikian, tim DVI akan memulai proses identifikasi pada Senin (11/1/2021).