Mayor Laut Teknik Iwan Kurniawan menceritakan ketika ia menemukan FDR pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Diwawancarai di JICT II, kemarin, Iwan mengatakan bahwa proses pencarian dimulai pukul 11.00 WIB.
"Jadi didapatkan black box itu kami pencarian sekitar jam 11.00, dapat beacon-nya berikut di siang hari, dapat casing FDR-nya dan penyelaman terakhir pas saya sama tiga rekan saya dapat FDR-nya," tutur Iwan.
Baca juga: Cerita Penyelam Saat Temukan FDR Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182
Berawal dari titik koordinat yang diberikan KRI Rigel, Iwan dan dua rekannya kemudian memusatkan pencarian pada titik bongkahan besar pesawat yang ditemukan.
"Pertama dikasih koordinat dari KRI Rigel. Setelah itu kami melakukan operasi pencarian, kami temukan puing-puing, kami pindahkan jangkar, kami ploting awal lagi," ucap Iwan.
"Kami survei dulu, setelah itu kami lihat titik-titik yang punya bongkahan-bongkahan besar, di mana material atau objek yang besar dan berat," lanjutnya.
Meski demikian, Iwan tidak menyebutkan secara rinci di mana tepatnya ia menemukan FDR tersebut.
Pada Selasa malam, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengungkapkan penambahan temuan yang diterima Tim SAR pada hari keempat pencarian.
Bagus mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi 65 kantong jenazah korban Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Dengan demikian, total kantong jenazah yang dievakuasi hingga hari keempat pencarian sebanyak 139 kantong.
"Hari ini kami mendapatkan 65 kantong jenazah. Total menjadi 139 kantong jenazah yang sudah kami temukan," kata Bagus dalam jumpa pers di JICT II, Selasa malam.
Sementara itu, untuk temuan serpihan kecil pesawat bertambah 10 kantong menjadi 26, dan serpihan besar pesawat bertambah dua sehingga total menjadi 26 kantong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.