Tali itu terbuat dari kain yang disambung-sambung dengan benang jahit tangan. Sedangkan obeng terbuat dari paku besar dan diberi pegangan kayu.
Baca juga: Kusni Kasdut, Penjahat Ulung yang Fenomenal: Belut Licin di Tahanan
Langit-langit ruang tahanan Kasdut cukup rendah sehingga mampu dijangkau dengan menaiki kasur. Ia lantas mencongkel langit-langit tersebut dan meloloskan diri dari lubang sebesar 30x40 cm.
Di bagian atas langit-langit tampak bekas kaki Kasdut menjelajahi lokasi tersebut, lalu melewati tembok sambungan bangunan sel yang berfungsi sebagai pagar.
Kasdut ditangkap kembali pada 17 Oktober 1979 di Surabaya.
Di hari-hari terakhir jelang eksekusi matinya, Kasdut sempat berkenalan dengan seorang pemuka agama Katolik dan dekat dengannya. Kasdut kemudian dibaptis sebagai pemeluk Katolik dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.
Saat menunggu hari eksekusi, dia menuangkan rasa cinta terhadap agamanya dalam sebuah lukisan yang terbuat dari gedebog pohon pisang.
Dalam lukisan tersebut tergambar rinci Gereja Katedral Jakarta lengkap dengan menara dan arsitektur bangunannya yang unik.
Lukisan tersebut sampai sekarang masih tersimpan rapi di Museum Gereja Katedral Jakarta.
Kasdut ditembak mati pada 16 Februari 1980, beberapa hari setelah menyerahkan lukisannya kepada Gereja Katedral Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.