"Mungkin ketika saya ke Bandung pada 30 Oktober 2020, saat melayat saudara meninggal. Kondisinya saat itu memang cukup ramai pelayat. Kemungkinan lain, saya sempat bertemu teman yang baru pulang dari Lombok," ucap Yogi kepada Kompas.com.
Baca juga: Update 12 Januari: Bertambah 2.669, Kasus Covid-19 di Jakarta Kini 211.252
Yogi, yang menjalani isolasi mandiri karena mendapat bantuan pengobatan dari dokter kantornya dan tanpa gejala, memilih untuk tidak pusing saat diketahui positif Covid-19.
"Percuma mempermasalahkan dapat dari mana virus itu. Kaget memang. Tapi, aktivitas seperti biasa saja selama isolasi supaya tidak stres: olahraga, berjemur, dengarkan musik, makan teratur," beber Yogi.
Yogi juga menekankan bahwa tak perlu merasa bak mendapat aib bila positif Covid-19.
Dia bahkan menyarankan agar pasien tak malu menginfokan ke keluarga dan teman.
"Jujur, pertama kali tahu positif, hidup kayak dibuat hancur sama Covid-19. Tapi, kalau sedih terus, virus itu malah semakin menginfeksi Anda. Jangan tutupi itu dari keluarga dan teman kalau memang Covid-19 karena justru dukungan doa dan moril dari banyak orang semakin membantu proses penyembuhan," ungkap Yogi.
Sebagai penyintas, Yogi mengaku lebih galak mengimbau perihal penerapan 3M.
"Pesan saya cuma satu: kita sedang melawan musuh yang nggak kelihatan. Saya dari awal merasa tidak sakit apapun, justru positif. Memang tidak nyaman pakai masker, tapi tolong ikuti prokes 3M pemerintah demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19," pesan Yogi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.